Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang Pensiun

Mereka melobi para caleg agar mendukung keinginan itu

New Delhi, IDN Times - Para pekerja seks di India menginginkan kesamaan hak dengan profesi lain seperti pada umumnya. Kesamaan hak yang dimaksud adalah jaminan menerima layanan kesehatan serta uang pensiun.

Keinginan tersebut mereka sampaikan kepada para kandidat yang menjadi peserta pemilihan umum sejak April hingga pertengahan Mei ini. Mereka melakukan lobi bahwa sebagai ganti suara yang diberikan, siapapun yang terpilih harus mengakomodasi permintaan itu.

1. Para pekerja seks ingin suara mereka didengar

Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang PensiunANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave

Bagi perkumpulan pekerja seks All India Network of Sex Workers (AINSW), misi kali ini adalah mengetahui pihak mana saja yang akan mendengarkan suara dan mengungkapkan dukungan terhadap mereka. Ini seperti yang diungkapkan oleh Presiden AINSW bernama Kusum.

"Kami ingin melihat partai mana yang menerima para pekerja seks sebagai sebuah bagian dari masyarakat. Beberapa menyatakan dukungan untuk kami secara tertutup, tapi tidak pernah di depan publik," ucapnya, seperti dilansir dari The Guardian.

2. Tantangan yang mereka hadapi adalah konservatisme di kalangan masyarakat

Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang PensiunANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri

Tidak mudah untuk menjadi progresif di India sebab konservatisme sudah melekat kuat di masyarakat. Salah satu contohnya adalah sistem kasta yang kemudian berdampak kepada cara berpakaian perempuan. Laporan Carnegie Europe menunjukkan ada peningkatan popularitas konservatisme dalam beberapa tahun terakhir.

Peningkatan itu terjadi melalui kampanye, mobilisasi serta propaganda. Terpilihnya Perdana Menteri Narendra Modi beserta koalisi pemerintahan BJP yang berasal dari sayap kanan kian membuat konservatisme menancap kuat. Pemerintahan tersebut mempunyai pola pikir chauvinis dan patriarkis. Para pekerja seks pun paham akan tantangan ini.

Baca Juga: Setiap Jam, Ada 1 Siswa India yang Bunuh Diri

3. Jumlah pekerja seks di India tidaklah sedikit, tapi pengaruh mereka belum besar

Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang PensiunANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Menurut Kusum, AINSW saat ini memiliki lima juta anggota. Sebanyak 20 juta lainnya bergantung kepada mereka. Walau berjumlah sangat besar, tapi rupanya pengaruh mereka tidak demikian. Sekali lagi, ini karena konservatisme di India juga cukup sulit ditandingi dengan pandangan lainnya.

Akibatnya, masalah pekerja seks menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. "Inilah kenapa kami membuat usaha khusus dalam Pemilu kali ini agar keberadaan kami diketahui dan suara kami didengar," kata Kusum. "Suara kami penting sebab kami sampai pada konsensus dan secara kolektif memutuskan partai mana yang akan kami pilih."

4. Mereka berjanji tidak akan tinggal diam ketika perhitungan suara sudah selesai

Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang PensiunANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Perubahan sikap para pekerja seks di India, menurut Kusum, akan terus ditunjukkan hingga selesainya penghitungan suara pada 23 Mei mendatang. Mereka berjanji akan memastikan bahwa 50 kandidat yang menandatangani komitmen dukungan memenuhi keinginan itu.

"Sekitar 50 kandidat [sudah] bertanda tangan untuk memenuhi tuntutan kami. Di hari ketika hasilnya keluar, kami akan berada di depan pintu mereka, menuntut mereka bertindak," kata Dr Smarajit Jana yang merupakan bagian dari AINSW.

5. Mereka menilai pekerja seks adalah profesi yang harus diakui pemerintah

Pekerja Seks di India Ingin Terima Layanan Kesehatan dan Uang Pensiununsplash.com/Saksham Gangwar

Prostitusi bukan sebuah aktivitas ilegal di India. Namun, sejumlah peraturan membuat mereka sulit untuk mendapatkan hak-hak dasar seperti yang diperoleh pekerja di bidang lain. Masalahnya adalah mereka belum diakui oleh pemerintah. Ini juga yang jadi tuntutan para pekerja seks.

"Prostitusi adalah sebuah profesi valid dan harus diakui seperti itu. Ini adalah hak mereka, dan memberikannya kepada mereka akan membuat mereka semakin sulit untuk dieksploitasi atau didiskriminasi," kata Ashok Alexander dari organisasi India's Sex Workers.

Pemilu India sendiri berlangsung selama satu bulan yaitu sejak 11 April hingga 19 Mei. Ini tidak mengherankan mengingat India adalah negara demokrasi terbesar di dunia dengan sekitar 900 orang dilaporkan berhak menjadi pemilih. 

Baca Juga: Menentang Pemerkosaan, Pria di India Demo Gunakan Boxer

Topik:

Berita Terkini Lainnya