Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan Hong Kong diimpit oleh situasi

Hong Kong, IDN Times - Pusat perbelanjaan di Hong Kong kini tengah berada di pusaran aksi demonstrasi masyarakat yang menuntut demokrasi. Dalam beberapa waktu terakhir, unjuk rasa yang awalnya berlangsung di jalanan meluber ke dalam gedung-gedung bisnis tersebut tanpa bisa dihindari.

Masuknya massa ke pusat perbelanjaan membuat polisi tak punya pilihan selain memburu mereka hingga ke dalam. Ini berpotensi mengancam operasional banyak toko yang kerap kali menjual produk mewah. Kini, bisnis-bisnis itu berubah menjadi sasaran protes baik oleh demonstran Hong Kong maupun warga di Tiongkok daratan.

1. Massa menarget mal yang dianggap pro-Beijing

Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat PerbelanjaanPendukung pro Tiongkok mengibarkan bendera di sebuah pusat perbelanjaan di Harbour City, Hong Kong, pada ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Protes terkini yang terjadi pada Minggu (22/9) berlangsung dengan para demonstran yang mendatangi lokasi-lokasi perbelanjaan. Seperti dilaporkan Washington Post, mereka menarget bisnis-bisnis yang berhubungan dengan Tiongkok—atau dianggap pro-Beijing. 

Pengamat menilai ini adalah taktik untuk memperlihatkan kemarahan terhadap pengusaha-pengusaha yang mendapatkan kekayaan mereka dalam jumlah besar serta pengaruh politik karena berhubungan baik dengan pemerintah di Beijing.

2. Salah satu mal yang menjadi sasaran adalah New Town Plaza

Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat PerbelanjaanSeorang pria membawa tuba saat pengunjuk rasa menyerukan slogan dan menyanyikan lagu nasional Hong Kong pada aksi protes di New Town Shopping Plaza di Hong Kong, pada 11 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Cara yang mereka gunakan terkadang cukup halus. Misalnya, di salah satu restoran yang  berlokasi di mal New Town Plaza, para demonstran membanjiri sistem reservasi dengan beragam permintaan. Kemudian, bon yang mereka terima dijadikan bendera sementara sebagai bentuk protes.

Restoran itu dimiliki oleh konglomerat Hong Kong yang anaknya, Annie Wu, secara terbuka menunjukkan dukungan kepada Beijing. Bahkan, di hadapan PBB pada bulan ini, ia membela sikap pemerintah Hong Kong dalam merespons (atau tidak merespons) demonstrasi yang berlangsung hampir tiga bulan tersebut.

Baca Juga: Amnesty Tuding Polisi Hong Kong Siksa Demonstran Selama Protes

3. Protes di dalam mal juga berakhir ricuh

Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat PerbelanjaanPengunjuk rasa anti-pemerintahan mengikuti demonstrasi di Hong Kong pada 15 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

Akan tetapi, aksi unjuk rasa yang dilakukan warga Hong Kong tidak selalu berakhir tanpa berhadapan dengan polisi huru-hara. Demonstrasi hari Minggu di New Town Plaza, di mana mereka menyanyikan lagu-lagu berisi tuntutan kepada pemerintah, membuat polisi memutuskan untuk memburu massa sampai ke dalam. 

Dikutip dari Wall Street Journal, langkah polisi membuat massa panik. Mereka pun menggunakan berbagai barang di dalam pusat perbelanjaan untuk bertahan seperti menumpuk sofa dan melicinkan lantai dengan sabun, air serta minyak goreng. 

4. Pengunjung mal protes karena manajemen mengizinkan polisi masuk

Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat PerbelanjaanSeorang pendukung pro-China mengibarkan bendera di sebuah pusat perbelanjaan di Harbour City di Hong Kong pada 18 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Sebelumnya, yaitu pada 14 Juli 2019, New Town Plaza juga menjadi ajang tempur antara demonstran dan polisi huru-hara. Ketika pengunjuk rasa memasang berbagai spanduk bertuliskan tuntutan mereka, polisi masuk dan membuat konsumen, di antaranya membawa anggota keluarga, ketakutan.

Alhasil, mereka marah kepada manajemen mal karena memperbolehkan polisi berada di lokasi itu. Selain New Town Plaza, pusat perbelanjaan lain yang turut menjadi lokasi ricuh antara massa dengan polisi adalah D Park milik New World Development. Manajemen D Park pun mendapat kritik keras ketika mengizinkan para polisi menggunakan toilet mereka ketika protes berlangsung.

5. Mal pun terimpit karena warga Tiongkok daratan ikut memprotes manajemen

Taktik Baru Demonstran Hong Kong: Menarget Pusat PerbelanjaanPolisi huru-hara berjaga di dekat stasiun Causeway Bay di Hong Kong pada 15 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

New World Development sendiri sempat mengeluarkan pernyataan maaf kepada demonstran Hong Kong atas keputusan tersebut. Tetapi, ini justru membangkitkan kemarahan dari arah lain yaitu Tiongkok daratan di mana para pelanggan kaya mereka berada.

Menurut South China Morning Post, netizen Tiongkok daratan memenuhi media sosial Weibo dengan kritikan kepada New World Development. "Pernyataan itu jelas mengindikasikan polisi Hong Kong yang masuk ke dalam mal untuk memakai toilet telah merusak ketertiban publik," sindir salah satu netizen.

"New World Development, jangan pernah lagi menghubungi polisi di masa depan atau membutuhkan mereka untuk membantumu mengembalikan ketertiban," tambahnya. "Polisi Hong Kong bekerja keras melindungi warga dan kalian merundung mereka persis seperti anak-anak muda sampah yang prokemerdekaan," tulis lainnya.

Tak mau merusak hubungan dengan Beijing, manajemen pun mengaku telah terjadi "kesalahpahaman". Melalui kolom di media pemerintah Partai Komunis, Global Times, pada Agustus lalu, manajemen merilis pernyataan mereka yang menunjukkan dukungan kepada pemerintah dan polisi Hong Kong.

"Perdamaian dan penegakan hukum adalah nilai inti dalam diri warga Hong Kong, kami mendukung Pemimpin Eksekutif dan pemerintah wilayah administrasi khusus, sebagaimana eksekusi hukum yang adil oleh kepolisian."

Baca Juga: Jumlah Kunjungan ke Hong Kong Terjun Bebas di Tengah Demonstrasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya