Trump Ingatkan Soal Kemungkinan Serangan Amerika Serikat ke Iran

Iran menyerahkan respons kepada Ayatollah Ali Khamenei

Dubai, IDN Times - Iran mengaku Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengirimkan pesan yang mengingatkan tentang kemungkinan serangan militer ke negara Timur Tengah tersebut. Pengakuan itu disampaikan oleh salah satu pejabat Iran kepada Reuters pada Jumat (21/6).

Berdasarkan informasi itu, Trump disebut mengingatkan Iran bahwa serangan Amerika Serikat akan terjadi di masa depan, meski ia kemudian berkata menolak perang serta ingin melakukan dialog mengenai sejumlah isu dengan Tehran.

1. Pesan dikirimkan lewat Oman

Trump Ingatkan Soal Kemungkinan Serangan Amerika Serikat ke IranANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Peringatan Trump tidak disampaikan langsung kepada pejabat Iran, melainkan melalui Oman. Tidak diketahui mengapa Oman dilibatkan untuk menyampaikan pesan sensitif ini. Pesan tersebut dikirimkan sesaat setelah New York Times melaporkan bahwa Trump menyetujui serangan militer terhadap Iran.

Persetujuan itu diberikan karena Iran menembak jatuh drone milik Amerika Serikat di Selat Hormuz pada Kamis dini hari waktu setempat (20/6). "Di dalam pesannya, Trump berkata dia menentang perang apa pun dengan Iran dan ingin melakukan pembicaraan dengan Iran mengenai berbagai persoalan," ujar pejabat Iran yang identitasnya disembunyikan.

Menurutnya, Trump "memberikan periode yang singkat untuk mendapatkan respons" dari Iran. Sedangkan Tehran "menyerahkan kepada Pemimpin Besar [Ayatollah Ali] Khamenei untuk memutuskan".

Baca Juga: Dua Tanker Diserang di Teluk Oman, Amerika Serikat Salahkan Iran

2. Penembakan drone oleh Iran menambah tensi di Timur Tengah

Trump Ingatkan Soal Kemungkinan Serangan Amerika Serikat ke IranANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Seperti dilaporkan BBC, militer Iran membenarkan bahwa pihaknya sudah menembak jatuh sebuah drone milik Amerika Serikat. Iran menyebut drone itu tak berawak, bertujuan melakukan aktivitas mata-mata, serta sudah melanggar wilayah udara Iran di kawasan Hormozgan.

Panglima tertinggi militer Iran Mayor Jenderal Hossein Salami menegaskan Amerika Serikat harus menghormati kedaulatan teritorial negaranya. "Mereka yang mempertahankan perbatasan bangsa Islam Iran akan bereaksi dengan cara total dan tegas terhadap setiap gangguan oleh elemen asing di tanah air kami. Perbatasan kami adalah garis merah kami," ujarnya.

"Iran tak berusaha melakukan perang dengan negara mana saja, tapi kami sangat siap untuk mempertahankan Iran."

3. Iran membantah telah menyerang tanker komersial di Teluk Oman

Trump Ingatkan Soal Kemungkinan Serangan Amerika Serikat ke Irantwitter.com/iribnewsFA

Sebelumnya, Amerika Serikat menuding Iran menjadi aktor di balik serangan terhadap dua tanker komersial di Teluk Oman pada Kamis waktu setempat (13/6). Insiden ini terjadi sebulan setelah empat tanker jadi sasaran serangan di sekitar perairan tersebut.

Beberapa jam kemudian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, secara terbuka menyalahkan Iran. "Penelusuran yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat menunjukkan bahwa Republik Islam Iran bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Teluk Oman hari ini," ucapnya, seperti dilansir dari CNN.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, membantah tudingan Pompeo melalui sebuah cuitan sehari setelahnya. Zarif menilai "Amerika Serikat secara tiba-tiba membuat tuduhan terhadap Iran tanpa bukti faktual atau situasional apa pun". Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

4. Hubungan Amerika Serikat dan Iran memburuk pasca bubarnya kesepakatan nuklir

Trump Ingatkan Soal Kemungkinan Serangan Amerika Serikat ke IranANTARA FOTO/Official Khamenei Website/Handout via REUTERS

Dalam setahun belakangan ini perseteruan antara Washington dan Tehran membuat Timur Tengah selalu berada dalam keadaan genting. Ini bermula ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk membatalkan kesepakatan nuklir yang dibuat pada 2015. 

Trump menyebut kesepakatan yang ditandatangani oleh Barack Obama dan Presiden Iran Hassan Rouhani itu "cacat luar biasa" sehingga pada Mei 2018 ia memilih mundur. Tujuan dari kesepakatan itu adalah memastikan program nuklir Iran hanya digunakan untuk kepentingan perdamaian.

Kesepakatan itu mulai diimplementasikan pada 16 Januari 2016 lalu. Salah satunya setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memverifikasi bahwa Iran menjaga komitmen dalam kesepakatan itu. Iran maju ke meja perundingan bersama dengan lima anggota Dewan Keamanan PBB serta Uni Eropa.

Baca Juga: Iran Tegaskan Tolak Renegosiasi Kesepakatan Nuklir

Topik:

Berita Terkini Lainnya