Pemerintah Sudan mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka menilai diamnya dunia internasional justru membuat para milisi semakin berani melakukan kekejaman.
“Milisi menargetkan taman kanak-kanak dengan roket yang diluncurkan dari drone dengan tujuan membunuh banyak anak-anak. Serangan ini menjadi bukti baru bahwa milisi menafsirkan diamnya komunitas internasional sebagai dorongan dan persetujuan atas kekejaman mereka yang berkelanjutan,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Sudan, dilansir Anadolu Agency.
Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF) turut mengecam pembunuhan massal anak-anak di lingkungan sekolah ini. Perwakilan UNICEF untuk Sudan mendesak semua pihak menghentikan serangan terhadap fasilitas pendidikan dan membuka akses bantuan kemanusiaan.
“Membunuh anak-anak di sekolah mereka adalah pelanggaran hak anak yang mengerikan. Anak-anak tidak boleh menanggung akibat dari konflik, hentikan serangan ini segera dan izinkan akses aman bagi bantuan kemanusiaan,” tutur Sheldon Yett, perwakilan UNICEF, dilansir Al Jazeera.