Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Rusia (freepik.com/fabrikasimf)
Ilustrasi Bendera Rusia (freepik.com/fabrikasimf)

Intinya sih...

  • Rusia mulai membangun jembatan raya ke Korea Utara, sebagai hasil perjanjian strategis antara kedua negara.
  • Jembatan sepanjang 850 meter ini ditargetkan selesai pada musim panas 2026 dan dianggap simbol kerja sama erat di tengah tekanan sanksi internasional.
  • Proyek ini memperkuat aliansi Rusia-Korea Utara, meskipun menuai kecaman dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia resmi memulai pembangunan jembatan jalan raya yang akan menghubungkan wilayahnya dengan Korea Utara, menandai penguatan aliansi strategis kedua negara. Upacara peresmian dilakukan secara virtual pada Rabu (30/4/2025) dan dipimpin oleh Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin. Jembatan sepanjang 850 meter ini melintasi Sungai Tumen, yang menjadi batas alami antara Rusia dan Korea Utara.

Proyek ini merupakan hasil perjanjian strategis yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Pyongyang pada Juni 2024. Jembatan ditargetkan rampung pada musim panas 2026 dan dianggap sebagai simbol kerja sama erat di tengah tekanan sanksi internasional.

“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi cerminan tekad bersama memperkuat hubungan bilateral,” ujar Mishustin, dikutip dari TASS. Di sisi Korea Utara, Ketua Kabinet DPRK, Pak Thae-song, turut hadir untuk menegaskan komitmen Pyongyang terhadap proyek ini.

1. Latar belakang proyek

Jembatan baru ini dibangun di dekat Friendship Bridge, jembatan kereta api yang menghubungkan Rusia dan Korea Utara sejak 1959. Wacana pembangunan jembatan jalan raya sudah lama muncul, namun baru disetujui setelah kesepakatan pada 19 Juni 2024.

Sungai Tumen, yang juga berbatasan dengan Tiongkok, dipilih karena letaknya strategis untuk meningkatkan konektivitas kawasan. Perusahaan TonnelYuzhStroi asal Sochi ditunjuk sebagai kontraktor utama, meski dinilai kurang berpengalaman untuk proyek berskala besar.

“Kami optimistis proyek ini selesai pada Desember 2026,” ujar juru bicara perusahaan, dikutip dari Interfax. Pekerjaan awal, termasuk fondasi dan akses jalan, sudah dimulai sejak Maret 2025.

Firma satelit asal Korea Selatan, SI Analytics, melaporkan adanya aktivitas konstruksi di sisi Rusia, termasuk material dan pilar jembatan yang terlihat sejak Maret. Laporan ini menyebut proyek berpotensi memperkuat hubungan ekonomi, sosial, dan militer kedua negara, namun juga memicu kekhawatiran terkait efektivitas sanksi internasional.

2. Dampak ekonomi dan perdagangan

Jembatan ini dirancang untuk mempermudah arus barang dan memangkas biaya logistik yang selama ini bergantung pada jalur kereta terbatas. Mishustin menyatakan proyek ini akan meningkatkan volume perdagangan dan menjamin pasokan produk secara stabil.

Korea Utara, yang selama ini kesulitan akibat sanksi internasional, diharapkan memperoleh akses lebih luas ke pasar Rusia, terutama di wilayah Timur Jauh seperti Vladivostok. Sebaliknya, Rusia dapat memanfaatkan tenaga kerja dan bahan baku dari Korea Utara.

Duta Besar Rusia untuk Korea Utara, Alexander Matsegora, menyebut jembatan ini sebagai jalur vital baru untuk perdagangan. Namun, pengamat memperingatkan bahwa proyek ini bisa mempersulit upaya PBB dalam menegakkan sanksi. Radio Free Asia melaporkan bahwa proyek ini kemungkinan menjadi imbalan atas dukungan militer Korea Utara dalam konflik Ukraina, termasuk pengerahan sekitar 12 ribu tentaranya ke Rusia.

3. Implikasi geopolitik

Pembangunan jembatan ini memperkuat aliansi Rusia-Korea Utara setelah penandatanganan pakta pertahanan bersama pada Juni 2024. Perjanjian tersebut memicu kecaman dari Amerika Serikat dan sekutunya karena dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Di Asia Timur, proyek ini berpotensi mengubah dinamika geopolitik, terutama karena Sungai Tumen juga berbatasan dengan Tiongkok. Beberapa analis menilai Beijing bisa melihat proyek ini sebagai upaya Moskow memperluas pengaruh di Semenanjung Korea.

Sementara itu, Korea Selatan menyuarakan kekhawatiran atas potensi ketegangan militer di kawasan. Menurut laporan Al Jazeera, Seoul tengah mempertimbangkan langkah diplomatik sebagai respons.

“Jembatan ini bukan hanya proyek ekonomi, tapi simbol kekuatan aliansi baru,” kata seorang pejabat Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team