Kim Jong Un Saksikan Uji Coba Rudal di Kapal Perang Pertama Korut

- Kapal perang pertama Korea Utara diluncurkan dan Kim Jong Un melakukan pengamatan uji coba peluncuran rudal pertama dari kapal tersebut.
- Korea Utara meluncurkan kapal seberat 5.000 ton yang dilengkapi dengan senjata paling kuat, diduga dibantu oleh Rusia.
- Pemimpin Korea Utara menyerukan percepatan upaya untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir angkatan lautnya, serta mempercepat persenjataan nuklir angkatan lautnya.
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un melakukan pengamatan uji coba peluncuran rudal pertama dari kapal perusak yang baru saja diluncurkan. Kapal tersebut merupakan kapal perang pertama Korea Utara.
Kim juga menyerukan percepatan upaya untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir angkatan lautnya.
Korea Utara minggu lalu meluncurkan kapal perusak seberat 5.000 ton yang dilengkapi dengan apa yang disebutnya senjata paling kuat yang dibuat dalam industri kapal perangnya. Selama upacara peluncuran hari Jumat di pelabuhan barat Nampo, Kim menyebut pembangunan kapal tersebut sebagai terobosan dalam memodernisasi angkatan laut Korea Utara.
1. Kapal yang kemungkinan dibangun dengan bantuan Rusia

Sejumlah pakar mengatakan, kapal perusak itu adalah yang pertama dimiliki Korea Utara. Kemungkinan hal tersebut dibangun dengan bantuan Rusia.
Dilansir dari ABC News, Rabu (30/4/2025), kapal tersebut dinilai cukup 'kuno' teknologinya, namun Korea Selatan masih memandang kapal itu sebagai ancaman keamanan yang serius untuk meningkatkan kemampuan serangan dan pertahanan Korea Utara.
2. Kim Jong Un saksikan sejumlah uji coba senjata

Kantor Berita Pusat Korea Utara, KCNA mengatakan bahwa Kim menyaksikan uji coba rudal jelajah supersonik dan strategis, rudal antipesawat, senjata otomatis, dan senjata pengacau elektronik kapal perusak itu awal minggu ini.
Ia menghargai kombinasi senjata serang yang kuat dan pertahanan konvensional serta menetapkan tugas untuk mempercepat persenjataan nuklir angkatan lautnya, kata laporan itu.
"Kim mengatakan, kapal perusak itu akan dikerahkan awal tahun depan," lapor KCNA.
Ia mengatakan akuisisi kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya dalam memperkuat angkatan lautnya. Menurut Kim, perlunya meningkatkan kemampuan pencegahan Korea Utara untuk menghadapi apa yang disebutnya meningkatnya permusuhan yang dipimpin AS yang menargetkan Korea Utara.
3. Kerja sama Rusia-Korut

Analisis foto kapal perang itu menunjukkan bahwa sistem radar anti-udaranya kemungkinan besar berasal dari Rusia, kata Lee Illwoo, seorang ahli di Jaringan Pertahanan Korea di Korea Selatan. Ia mengatakan sistem mesin kapal perang dan beberapa sistem senjata anti-udaranya juga kemungkinan besar berasal dari Rusia.
Korea Utara dan Rusia telah memperluas kerja sama militer dan lainnya secara tajam dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korea Utara memasok pasukan dan senjata konvensional untuk mendukung upaya perang Rusia melawan Ukraina.
AS, Korea Selatan, dan mitra mereka khawatir Rusia kemungkinan akan memberikan Korea Utara teknologi senjata canggih yang dapat meningkatkan program nuklirnya serta mengirimkan bantuan militer dan ekonomi lainnya.