Delegasi Militer Korut Kunjungi Rusia, Ada Apa?

- Delegasi militer Korut kunjungi Rusia untuk acara anti fasis, dipimpin oleh Pak Young-il.
- Spekulasi Kim Jong Un akan hadir dalam perayaan Hari Kemenangan Rusia ke-80.
- Rusia mengonfirmasi pengiriman pasukan Korut setelah kemenangan di wilayah Kursk, Ukraina memperkirakan korban hingga 4 ribu orang.
Jakarta, IDN Times – Delegasi militer Korea Utara (Korut) berkunjung ke Rusia pada Selasa (29/4/2025) untuk menghadiri acara anti fasis. Kunjungan itu dipimpin oleh Pak Young-il, wakil direktur Biro Politik Umum Tentara Rakyat Korut.
“KCNA (Kantor Berita Korut) tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, tetapi perjalanan itu dilakukan ketika Rusia akan menyelenggarakan perayaan Hari Kemenangan ke-80 pada tanggal 9 Mei,” lapor media Korea Selatan Yonhap.
Ada spekulasi yang berkembang bahwa Pemimpin Korut Kim Jong Un turut akan hadir dalam momen tersebut. Kunjungan itu sekaligus memenuhi undangan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni tahun lalu.
1. Kunjungan sehari setelah Korut akui kirim pasukan ke Rusia

Yonhap turut menyoroti bahwa kunjungan delegasi militer dilakukan sehari setelah Korut mengakui telah mengirim pasukan ke Rusia selama setahun terakhir. Pyongyang mengatakan bahwa pengerahan itu atas perintah Kim secara langsung.
"Mereka yang berjuang demi keadilan semuanya adalah pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air," kata Kim dilansir BBC.
Pada Sabtu, Rusia telah mengonfirmasi pengiriman pasukan setelah mengklaim kemenangan di wilayah Kursk. Kepala Staf Rusia Valery Gerasimov memuji kepahlawanan pasukan Korut.
Adapun Putin juga mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada Kim atas pengerahan pasukan tersebut.
2. Ada 13 ribu pasukan yang dikirim ke Rusia

Pejabat Ukraina mengatakan awal tahun ini bahwa sekitar 14 ribu prajurit Korut dikerahkan untuk melawan pasukannya. 3 ribu di antaranya merupakan bala bantuan.
”Mereka beroperasi berdasarkan taktik Soviet. Mereka mengandalkan jumlah mereka," kata panglima militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi.
Dilansir Al Jazeera, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperkirakan jumlah warga Korut yang tewas atau terluka mencapai empat ribu orang, sementara Amerika Serikat memperkirakan angka yang lebih rendah, sekitar 1.200 korban.
Jumlah korban yang tak sedikit dihadapi oleh pasukan Korut karena kurangnya pengalaman tempur dengan drone dan tak adanya dukungan tank.
3. Hubungan Korut dan Rusia makin mesra

Hubungan Korut dan Rusia belakangan sangat dekat terutama setelah keduanya mengadakan perjanjian keamanan pada Juni tahun lalu. Melalui perjanjian tersebut, kedua pihak akan saling melindungi satu sama lain.
Meski begitu, AS pada Senin malam menuduh bahwa Kprut telah melanggengkan perang Rusia terhadap Ukraina, di mana perang tersebut seharusnya diakhiri. Washington turut mendesak agar Pyongyang mengakhiri dukungannya terhadap Moskow.