Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Tolak Komentar soal Bantuan Korut kepada Rusia

bendera China (unsplash.com/@myers2021)
bendera China (unsplash.com/@myers2021)

Jakarta, IDN Times - China tidak mau berkomentar soal pengakuan Korea Utara (Korut) terlibat dalam invasi Rusia di Ukraina. Beijing mengaku tidak terlibat dalam kerja sama Moskow-Pyongyang. 

"Mengenai interaksi antara Korut dan Rusia, kami berulang kali mengatakan posisi kami yang sebenarnya. Kami tidak terlibat dana kerja sama militer dan interaksi kedua negara. Ini urusan mereka," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Guo Jiakun, dikutip The Kyiv Independent.

Pekan lalu, Kepala Staf Militer Rusia, Valery Gerasimov, mengaku berhasil mengusir seluruh tentara Ukraina dari Kurks Oblast. Ia mengakui kesuksesannya ini berkat bantuan dari tentara Korut yang diterjunkan ke Kursk. 

1. Ukraina sebut Rusia dan Korut tidak dapat dipercaya

Ukraina mengatakan bahwa pengakuan kerja sama Rusia dan Korut atas partisipasi tentara Pyongyang dalam perang melawan Ukraina adalah bukti keduanya tidak dapat dipercaya. 

"Pengakuan ini membuktikan bahwa pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong Un tidak dapat dipegang. Faktanya, diktator Rusia dan Korut sekarang mengakui sesuatu yang pernah mereka tepis sebelumnya," kata Kemlu Ukraina, dikutip Ukrinform

Kiev mengungkapkan bahwa partisipasi Korut dalam agresi Rusia di Ukriana tidak hanya mengancam keamanan Eropa, tapi juga mengancam kawasan Indo-Pasifik. 

"Kami mendesak rekan internasional untuk terus menekan Moskow dan Pyongyang dengan mengambil langkah konkret untuk mencegah kerja sama keduanya. Konsekuensi dari kerja sama militer ini juga sangat buruk bagi stabilitas Semenanjung Kore," tambahnya. 

2. AS desak penghentian pengiriman tentara Korut ke Rusia

ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/benjaminlehman)

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kekhawatiran terkait keterlibatan langsung tentara Korut dalam perang Rusia-Ukraina. Washington mendesak penghentian pengiriman tentara Korut ke Rusia. 

"Kami khawatir dengan keterlibatan langsung Korut dalam perang Rusia-Ukraina. Segala bentuk bantuan dan penerjunan tentara Korut ke Rusia harus segera dihentikan. Ini membuktikan bahwa Korut ikut bertanggung jawab memperpanjang konflik di Ukraina," ujar Kemlu AS. 

Tak hanya AS, Korea Selatan ikut mengecam pengakuan Pyongyang yang menerjunkan tentara Korut untuk membantu Rusia. Diperkirakan terdapat 11 ribu tentara Korut yang sudah dikirim ke Rusia untuk melawan tentara Ukraina. 

3. UE klaim Rusia tidak ingin berdamai

bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)

Juru Bicara Komisi Eropa, Anitta Hipper, menyebut bahwa pengakuan Rusia dan Korut terkait pengiriman tentara Korut ke Rusia menunjukkan keduanya tidak menginginkan perdamaian. 

"Ini membuktikan bahwa Rusia tidak ingin berdamai. Rusia terus melanjutkan tekanan kepada Ukraina dan mengalami putus asa hingga mencari bantuan kepada negara yang telah menunjukkan diri sebagai ancaman global. Ini menunjukkan pelemahan posisi Rusia imbas dari isolasi," tuturnya. 

Ia menambahkan, pengakuan keterlibatan Korut ini akan membuat Uni Eropa (UE) meningkatkan dukungan kepada Ukraina. Brussels menyatakan sudah menyiapkan paket sanksi ke-17 kepada Rusia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us