Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)
Bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)

Intinya sih...

  • Warga China bisa masuk ke Rusia tanpa visa selama 30 hari

  • China lebih dahulu memberlakukan kebijakan bebas visa 30 hari

  • Kebijakan ini menguntungkan Rusia yang sedang menghadapi sanksi barat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani dekrit yang memberikan akses bebas visa hingga 30 hari bagi berbagai kategori warga negara China, pada Senin (1/12/2025). Kebijakan itu diumumkan melalui publikasi resmi pemerintah Rusia.

Langkah ini menjadi bagian dari penguatan hubungan bilateral yang terus meningkat antara Moskow dan Beijing. Kebijakan ini muncul setelah China lebih dulu memberi fasilitas serupa bagi warga Rusia pada September 2025.

1. Warga China bisa masuk ke Rusia tanpa visa selama 30 hari

Pemerintah Rusia merilis dekrit yang memungkinkan warga China masuk tanpa visa selama 30 hari untuk kunjungan singkat. Ketentuan ini mencakup wisatawan, pelaku bisnis, akademisi, seniman, dan atlet sesuai dokumen resmi Rusia.

Kebijakan tersebut tidak berlaku untuk pekerja migran, pelajar jangka panjang, maupun pekerja sektor logistik dan transportasi. Rusia menyatakan bahwa pembatasan dibuat untuk menjaga kontrol imigrasi yang ketat.

"Kebijakan ini hanya berlaku bagi kategori pengunjung tertentu,” menurut publikasi resmi pemerintah Rusia, dilansir Yeni Safak English.

Dokumen tersebut juga menetapkan masa berlaku hingga 14 September 2026. Pemerintah Rusia menegaskan bahwa periode tersebut dapat dievaluasi kembali tergantung situasi hubungan bilateral kedua negara.

2. China lebih dahulu memberlakukan kebijakan bebas visa 30 hari

Pemerintah China mulai memberlakukan kebijakan bebas visa 30 hari bagi pemegang paspor Rusia biasa, pada September 2025. Program itu diluncurkan sebagai bagian dari uji coba peningkatan mobilitas antarnegara. Beberapa pekan setelah kebijakan China berlaku, Putin menyampaikan bahwa Rusia akan memberikan respons serupa.

"Rusia tidak akan tinggal diam dan akan mengambil langkah timbal balik,” ujar Putin, dilansir Global Times.

Keputusan tersebut resmi diwujudkan pada Senin (1/12/2025), melalui dekrit yang ditandatangani Putin. Pengamat menyebut tindakan ini sebagai penguatan kesepakatan kemitraan tanpa batas yang ditandatangani Putin dan Xi Jinping, pada Februari 2022.

3. Kebijakan ini menguntungkan Rusia yang sedang menghadapi sanksi barat

Analis menyebut kebijakan ini dapat meningkatkan pariwisata dan aliran bisnis dari China ke Rusia. Hal ini dapat menguntungkan Moskow yang sedang menghadapi sanksi ekonomi dari Barat. China kini menjadi salah satu mitra ekonomi utama Rusia setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

"Moskow sangat bergantung pada impor dari China,” ujar analisis ekonomi, dilansir Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team