Rusia Berniat Datangkan 12 Ribu Pekerja Korut untuk Rakit Drone

- Perwakilan BUMN Korut berkunjung ke Rusia untuk merekrut pekerja migran
- Korut pasok 40% dari amunisi rudal Rusia, membantu dalam pertahanan
- Korut ikut memproduksi drone secara massal, meningkatkan kapabilitas militer
Jakarta, IDN Times - Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR) menyebut bahwa Rusia berniat mendatangkan 12 ribu pekerja Korea Utara (Korut) untuk bekerja di pabrik drone pada akhir tahun ini. Langkah ini membantu industri manufaktur drone Rusia yang kekurangan tenaga kerja.
“Pada akhir 2025, negara agresor Rusia berencana merekrut 12 ribu pekerja Korut untuk bekerja di Zona Ekonomi Khusus Alabuga di Republik Tatarstan. Area tersebut difungsikan untuk memproduksi drone militer,” ungkapnya, dikutip TVP World, pada Minggu (16/11/2025).
Sebelumnya, Rusia disebut sudah mengirimkan 5 ribu tentara Korut ke negaranya. Tentara Korut tersebut disamarkan menjadi pekerja konstruksi saat berada di teritori Rusia.
1. Perwakilan BUMN Korut sudah berkunjung ke Rusia
HUR mengatakan informasi ini diketahui menyusul kedatangan perwakilan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Korut, Jihyang Technology Trade Company. Perusahaan tersebut bertugas menyeleksi pekerja migran asal Korut.
Kiev menyebut bahwa perusahaan tersebut sedang mengupayakan pengiriman pekerja migran Korut ke Rusia. Moskow disebut akan membayar pekerja migran tersebut sekitar 2,5 dolar AS (Rp41,8 ribu) per jam dan shift kerjanya berlangsung selama 12 jam.
Kebijakan pengiriman pekerja migran Korut ini menunjukkan peningkatan kerja sama ekonomi antara Rusia dan Korut. Keduanya disebut bekerja sama untuk melawan Ukraina.
2. Korut pasok 40 persen dari amunisi rudal Rusia
Wakil Kepala HUR, Vadym Skibitskyi mengungkapkan bahwa Korut sudah menyediakan sekitar 40 persen dari permintaan amunisi rudal Rusia berkaliber 122 mm dan 152 mm. Produksi amunisi rudal di Korut sudah ditingkatkan dalam beberapa tahun terakhir.
“Pengiriman jutaan amunisi rudal dari Korut berhasil membantu Rusia dalam mempertahankan serangan di medan perang pada 2024. Jumlah pengiriman sudah hampir setengah dari total amunisi rudal yang dimiliki oleh Rusia,” paparnya, dikutip dari Ukrinform.
Sementara itu, pengiriman amunisi pada September 2025 sempat berhenti total. Namun, jumlahnya naik pada Oktober dan amunisi yang dikirimkan oleh Korut mayoritas sudah tua sehingga harus diperbaiki di Rusia terlebih dahulu sebelum digunakan.
3. Korut ikut memproduki drone secara massal
Pada saat yang sama, Skibitskyi mengatakan bahwa Korut sudah meluncurkan produksi drone FPV secara massal. Pyongyang juga memproduksi drone serang yang lebih besar dan mampu menyasar hingga jarak menengah.
“Mereka (Korut) sudah belajar dan mereka mempelajari dari pengalaman perang ini untuk mengekspansi produksi drone di dalam teritori negaranya sendiri untuk meningkatkan kapabilitas militernya,” tuturnya.
Sejumlah diplomat Barat menyebut, Pyongyang diperkirakan sudah mengirimkan 20 ribu hingga 30 ribu tentara ke Rusia. Mereka sudah membantu Rusia dalam merebut kembali Kursk Oblast yang sempat diduduki Ukraina.


















