Presiden China Serukan Langkah-langkah untuk Mengurangi Dampak Banjir

Setidaknya 90 sungai telah naik di atas level peringatan!

Jakarta, IDN Times - Presiden Cina, Xi Jinping, pada Kamis (17/7/2023) telah menyerukan langkah-langkah untuk mengurangi dampak bencana banjir tahun ini yang sudah menyebabkan sejumlah orang meninggal dan menimbulkan kerusakan besar pada tanaman, rumah, dan infrastruktur.

Menurut media pemerintahan, terdapat setidaknya 90 sungai telah naik di atas level peringatan dan 24 sungai telah meluap. Keadaan sungai tersebut telah mengancam wilayah yang luas di timur laut Cina dengan banjir. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Cekungan Songliao di utara ibukota, yang memiliki hampir 100 juta populasi.

1. Infrastuktur yang rusak harus segera diperbaiki

Presiden China Serukan Langkah-langkah untuk Mengurangi Dampak BanjirIlustrasi infrastruktur (IDN Times/Arief Rahmat)

Pertemuan komite yang dipimpin oleh Presiden Xi pada Kamis (17/8/2023) menyimpulkan jika sampai sekarang, China masih berada di musim hujan badai, topan dan bencana-bencana lain akan sering terjadi di seluruh negeri.

“Para peserta pertemuan tersebut mendesak pemerintah daerah dan departemen terkait untuk selalu memprioritaskan keselamatan nyawa dan harta benda masyarakat. Pemerintah juga diminta untuk terus melakukan pekerjaan dengan baik dalam pencegahan banjir dan bantuan bencana,” kata kantor berita Xinhua, dikutip dari ABC News.

Penguatan bendungan dan penggunaan dana bantuan bencana secara efisien untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak seperti transportasi, komunikasi, listrik, serta pemulihan lahan dan fasilitas pertanian sangat penting untuk dilakukan.

Sekolah, rumah sakit dan panti jompo harus segera dipulihkan, bersama dengan perumahan yang rusak, untuk memastikan penduduk yang terkena dampak dapat kembali ke rumah atau pindah ke rumah baru sebelum musim dingin.

Baca Juga: China Siap Teken Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara

2. Cuaca buruk memengaruhi pertumbuhan ekonomi

Cuaca buruk yang terjadi memengaruhi pertumbuhan ekonomi sehingga turun menjadi 0,8 persen dalam tiga bulan yang berakhir di bulan Juni. Angka tersebut setara dengan tingkat tahunan 3,2 persen yang merupakan salah satu yang terlemah di Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir. Sebuah survei di bulan Juni menemukan pengangguran di antara pekerja perkotaan berusia 16 sampai 24 tahun melonjak ke rekor 21,3 persen.

Dalam sebuah pidato yang baru-baru ini diterbitkan oleh Qiushi, jurnal teoritis utama partai, Presiden Xi menyerukan bahwa partai sedang mencoba untuk membalikkan kemerosotan ekonomi yang semakin dalam.

Hal ini terjadi beberapa jam setelah data pada Selasa (15/8/2023) menunjukkan aktivitas konsumen dan pabrik melemah dibandingkan pada bulan Juli, meskipun ada janji resmi untuk mendukung para pengusaha yang sedang kesulitan. Pemerintah tidak memberikan informasi terbaru mengenai lonjakan pengangguran yang sensitif secara politis di kalangan anak muda.

3. Warga dihimbau mengurangi aktivitas di luar ruangan

Banjir tahun ini juga telah mempengaruhi sebagian besar wilayah tengah dan timur China, baik di bagian selatan yang beriklim semi tropis maupun di dataran utara. Sebagian besar wilayah Tiongkok mengalami musim panas yang sangat lembab, dengan 142 orang tewas akibat banjir pada bulan Juli dan puluhan lainnya pada bulan ini.

Dilansir Associated Press, para ahli meteorologi memperingatkan bahwa badai petir, angin kencang dan hujan es akan mempengaruhi beberapa bagian Mongolia Dalam, Heilongjiang, Jilin, Hebei, Beijing, Tianjin bagian utara, Henan, Jiangxi, Zhejiang, dan Fujian di bagian tengah dan tenggara. Warga telah dihimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan mencari tempat berlindung.

Baca Juga: China: Masalah Myanmar adalah Internal Mereka

Sanggar Sukma Photo Verified Writer Sanggar Sukma

Mahasiswi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya