Deretan Fakta Pengeboman di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 Orang

Apakah perempuan yang merupakan salah satu pelaku itu WNI?

Jakarta, IDN Times - Di saat Filipina tengah berjuang menghadapi pandemik COVID-19, mereka juga dihantam dengan peristiwa dua pengeboman. Stasiun berita Al Jazeera, melaporkan dua bom meledak di Kota Jolo, Filipina selatan pada Senin, 24 Agustus 2020 lalu. Sebanyak 14 orang tewas dalam insiden keji itu, termasuk enam warga sipil.

Ada laporan yang menyebut salah satu dari dua pengeboman itu dilakukan oleh seorang perempuan yang diisukan bersasal dari Indonesia. Berikut deretan fakta yang perlu kamu tahu mengenai pengeboman yang terjadi tepat pukul 12:00 waktu setempat. 

1. Bom pertama meledak dari sebuah motor yang diparkir dekat dengan truk militer

Deretan Fakta Pengeboman di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 OrangIlustrasi teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data dari Ketua Palang Merah Filipina, Richard Gordon, ledakan bom pertama bersumber dari sebuah sepeda motor yang tengah diparkir dekat dengan truk militer. Rupanya motor itu telah dilengkapi dengan bom. 

Richard yang juga seorang senator di Kota Jolo mengaku bisa tahu hal tersebut lantaran kantor palang merah berlokasi tak jauh dari titik ledakan. Stasiun berita Al Jazeera melaporkan ketika otoritas setempat tengah memasang garis polisi, tiba-tiba terdengar ledakan bom kedua. Kali ini diduga merupakan bom bunuh diri yang dilakukan seorang perempuan. 

"Seorang perempuan pengebom bunuh diri meledakan dirinya ketika ia dihentikan oleh seorang personel militer untuk mendekati titik ledakan pertama," ungkap juru bicara militer, Letkol Ronaldo Mateo. 

Baca Juga: Cerita Menlu Soal Proses Pembebasan 2 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

2. Korban tewas akibat dua pemboman mencapai 14 orang, termasuk enam warga sipil

Deretan Fakta Pengeboman di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 OrangIlustrasi meninggal (IDN Times/Mia Amalia)

Stasiun berita BBC melaporkan dua pengeboman itu menewaskan 14 orang, termasuk enam warga sipil. Sisa 8 orang lainnya adalah pasukan militer yang tengah berpatroli di Kota Jolo. Sedangkan, sebanyak 48 warga sipil terluka dan 27 pasukan keamanan mengalami luka. Pelaku pengeboman bunuh diri dilaporkan juga tewas di tempat. 

Wali Kota Jolo langsung menutup area tersebut usai terjadi ledakan. Pasukan penjaga perbatasan pantai Filipina menaikkan tingkat kewaspadaan di Sulu dan beberapa area di sekitarnya.  Lokasi ledakan di Jolo tidak jauh dari titik aksi serangan bom bunuh diri yang telah menewaskan lebih dari 20 orang di sebuah gereja Katolik Katedral pada Januari 2019 lalu. 

3. Belum ada pihak yang mengklaim ledakan di Kota Jolo

Deretan Fakta Pengeboman di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 OrangIlustrasi teroris (IDN Times/Sukma Shakti)

Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di Kota Jolo pada Senin kemarin. Dalam pernyataan tertulisnya, Kepala Kepolisian Filipina, Jenderal Archie Francisco Gamboa, telah memerintahkan agar dilakukan penyelidikan menyeluruh insiden mematikan tersebut. 

Kota Jolo yang berada di Pulau Sulu, merupakan markas Abu Sayyaf, kelompok bersenjata yang bersekutu dengan ISIS. Mereka sudah sejak lama menuntut  agar wilayah selatan di Pulau Mindanao dibiarkan merdeka. Area tersebut diklaim sebagai peninggalan nenek moyang mereka sebelum dijajah oleh Spanyol. 

4. Salah satu pelaku bom bunuh diri perempuan asal Indonesia?

Deretan Fakta Pengeboman di Filipina Selatan yang Tewaskan 14 OrangIlustrasi pelaku pemboman (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, salah satu media lokal Filipina, ABS CBN, melaporkan pada Selasa, 25 Agustus 2020, pengeboman di Jolo dilakukan oleh janda Norman Lasuca. Norman dilaporkan tewas pada tahun 2019 akibat serangan bom ke perkemahan militer selatan di Filipina. Janda Norman diketahui merupakan WNI. 

Jenderal militer Filipina, Letjen Cirilito Sobejana, mengatakan sebelum terjadi ledakan di Jolo, mereka tengah memburu dua perempuan yang diduga akan menjadi "pengantin". Salah satunya adalah perempuan asal Indonesia. Sisanya, warga Filipina dan merupakan janda Abu Dalha. Dalha diketahui merupakan salah satu pemimpin di Abu Sayyaf. 

Tetapi, untuk memastikan lebih lanjut identitasnya, otoritas Filipina akan melakukan tes DNA di jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak lagi utuh. 

"Kami belum berani memastikan siapa di antara mereka (jenazah) itu janda Lasuca," tutur Cirilito. 

Sedangkan, ketika dikonfirmasi IDN Times, Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha mengaku masih terus menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh otoritas setempat. 

"Kami tidak mau berspekulasi (soal pernyataan dari pihak mana pun). Jadi, kami lebih baik menunggu hasil investigasinya," kata Judha melalui telepon pada Rabu (26/8/2020). 

Baca Juga: [BREAKING] Bom Bunuh Diri Medan, 2 Orang Menyerahkan Diri

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya