Kemlu: 147 WNI Aman dan Jauh dari Lokasi Perang Azerbaijan-Armenia

Perang menewaskan lebih dari 220 orang dalam satu pekan

Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, memastikan kondisi 147 warga Indonesia yang berada di Azerbaijan dan Armenia tidak ada yang menjadi korban akibat peperangan militer kedua negara. Judha memastikan, mereka bermukim jauh dari kawasan Nagorno-Karabakh. 

"Ini yang tercatat di kami ya. Tidak ada yang tinggal di daerah situ," ungkap Judha ketika dikonfirmasi IDN Times, Senin (5/10/2020). 

Berdasarkan data yang ada di Kemlu, ada 141 WNI bermukim di Azerbaijan dan enam orang di Armenia. Namun, Indonesia tidak memiliki kedutaan di Armenia sehingga dirangkap dari KBRI di Kyiv, Ukraina.

"Kondisi mereka saat ini dalam keadaan baik," tutur dia lagi. 

Peperangan antara militer kedua negara telah berlangsung sejak Minggu, 27 September 2020. Saat itu 23 orang dilaporkan tewas. Stasiun berita BBC melaporkan, kini jumlah korban tewas telah mencapai lebih dari 220 orang. 

Kedua negara memperebutkan teritori daratan bernama Nagorno-Karabakh. Area itu secara internasional diakui milik Azerbaijan namun dihuni oleh orang-orang etnis Armenia. 

Peperangan untuk memperebutkan area itu sudah dimulai sejak 1990-an, namun sempat terhenti. Kini perebutan wilayah tersebut kembali terjadi justru saat dunia sedang dihantam pandemik COVID-19. 

Apakah Indonesia tidak ikut menyerukan agar terjadi gencatan senjata di antara kedua pihak? Apakah ada pihak sipil yang menjadi korban?

1. Satu warga sipil tewas dan bangunan milik warga sipil di Azerbaijan hancur

Kemlu: 147 WNI Aman dan Jauh dari Lokasi Perang Azerbaijan-ArmeniaSeorang pengunjuk rasa melihat saat protes oleh Federasi Pemuda Armenia melawan yang mereka sebut sebagai agresi Azerbaijan (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake)

Berdasarkan laporan Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakary Hasanov, pada Minggu 4 Oktober 2020, militer Armenia sengaja menyerang kota terbesar kedua di Azerbaijan bernama Ganja. Menurut Hasanov, serangan itu jelas bertujuan untuk memprovokasi pemerintahnya. Bahkan, mereka menilai itu suatu pertanda Armenia tidak bersedia melakukan gencatan senjata. 

Media lokal melaporkan, dalam serangan ke Kota Ganja, satu warga sipil tewas. Armenia membantah sengaja membidik Kota Ganja namun hal itu tidak dipercayai oleh Azerbaijan. 

"Informasi yang disebarkan oleh pihak Armenia bahwa mereka keliru telah menyerang fasilitas militer di Kota Ganja adalah provokatif dan kebohongan," ungkap Menhan Hasanov. 

"Sebagai hasil serangan musuh, beberapa warga sipil, bangunan milik warga dan bersejarah hancur," kata dia lagi. 

Di sisi lain, otoritas di Nagorno-Karabakh mengatakan, mereka telah menghancurkan bandara militer di Kota Ganja. Menurut klaim Armenia, mereka membalas Azerbaijan yang menggunakan bandara tersebut untuk melancarkan serangan ke warga sipil di Armenia. 

Baca Juga: Azerbaijan dan Armenia Kembali Terlibat Perang Soal Nagorno-Karabakh

2. Muncul kekhawatiran perang Azerbaijan-Armenia turut menarik negara lain

Kemlu: 147 WNI Aman dan Jauh dari Lokasi Perang Azerbaijan-ArmeniaIlustrasi Tentara Armenia ketika sedang melakukan latihan (www.twitter.com/@ArmeniaMODTeam)

Hingga saat ini baik Azerbaijan dan Armenia tidak terlihat berniat untuk melakukan gencatan senjata. Bahkan, kedua pihak terus saling menyalahkan sebagai penyebab pecahnya peperangan. 

Sejak tahun 1990-an memang tidak ada perjanjian damai di antara kedua negara. Kini, Iran menawarkan diri menjadi mediator namun belum direspons oleh Azerbaijan dan Armenia. 

Muncul kekhawatiran perang di antara kedua negara akan menyeret negara lain. Sejauh ini Turki terlihat berada di pihak Azerbaijan. Stasiun berita BBC melaporkan, Presiden Recep Tayyip Erdogan sudah menjanjikan dukungannya bagi Azerbaijan.

Bahkan, Erdogan mendorong agar masyarakat internasional mendukung Azerbaijan yang dizalimi dan coba dicaplok wilayahnya. Warga Azerbaijan diketahui sebagian besar berasal dari Turki. Negara itu juga memiliki hubungan yang dekat dengan Turki. 

Sementara, Armenia diketahui sudah bersekutu sejak lama dengan Rusia. 

3. Indonesia menyerukan agar Azerbaijan dan Armenia menghentikan kontak senjata

Kemlu: 147 WNI Aman dan Jauh dari Lokasi Perang Azerbaijan-ArmeniaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing (Dokumentasi Kemenlu)

Sementara, Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB menyerukan kepada kedua negara untuk menahan diri dan menghentikan peperangan. 

"Indonesia juga menyerukan agar kedua pihak bisa melakukan gencatan senjata, mengedepankan dialog dan menyelesaikan konflik secara damai sesuai dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang ada," demikian keterangan Kemlu RI yang dikutip dari situs resminya, Senin 5 Oktober 2020. 

Indonesia juga menyerukan agar Azerbaijan dan Armenia kembali ke meja perundingan Minsk Process yang difasilitasi oleh OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa). Pemerintah juga mengimbau kepada WNI yang berada di Azerbaijan dan Armenia untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. 

Baca Juga: Final Europa League dan Konflik Armenia-Azerbaijan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya