Mengapa Ilmuwan Nuklir Top Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh?

Publik Iran menyalahkan intelijen gagal lindungi Mohsen

Jakarta, IDN Times - Sebelum Jumat, 27 November 2020, hampir sebagian besar rakyat Iran tidak mengenal Mohsen Fakhrizadeh. Tapi di komunitas pembuatan nuklir Iran, pria 63 tahun itu sangat dikenal.

Kantor berita Jerman, Deutsche Welle, Minggu, 29 November 2020 melaporkan Mohsen kerap disebut sebagai bapak program militer Iran. Kendati, keberadaan Mohsen memang sengaja dirahasiakan. Bahkan, foto-foto dia tidak ada yang beredar di publik hingga hari ia dibunuh pada Jumat pekan lalu. 

Mohsen tewas dibunuh di pinggiran kota Tehran yang diduga dilakukan agen intelijen Israel, Mossad. Agen itu melepaskan tembakan secara membabi buta ke sedan Nissan yang ditumpangi Mohsen.

Mereka lalu meledakan sebuah truk pikap yang berjarak beberapa meter dari mobil Mohsen. Semua itu terjadi pada siang hari dan Mohsen juga mendapat pengawalan ketat. 

Publik Iran pun bingung, bagaimana mungkin salah satu ilmuwan top yang mendapat pengawalan ketat tewas terbunuh. Warga pun ramai-ramai melampiaskan kekesalan mereka kepada pemerintah karena gagal melindungi Mohsen. 

"Otoritas Iran memburu ahli lingkungan, mahasiswa, akademisi, dan pengacara hak asasi manusia.Tetapi mereka tidak bisa mencegah terjadinya pembunuhan ilmuwan top nuklir Mohsen Fakhrizadeh. Celah besar dalam keamanan yang jadi kritik dan tanda tanya," cuit jurnalis untuk media Iran, Golnaz Esfandiari, pada 27 November 2020. 

Lalu, mengapa Mohsen dibunuh? Mengapa Iran menuding Israel sebagai dalang tewasnya ahli nuklir di negaranya?

1. Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh didorong motif politik ketimbang terlibat dalam program nuklir

Mengapa Ilmuwan Nuklir Top Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh?Mobil sedan Nissan yang ditumpangi Mohsen Fakhrizadeh saat ditembak mati (Tasnim News)

Menurut analisa pengajar di London School of Economics (LSE) dan School of Oriental dan African Studies (SOAS) yang fokus di isu politik Iran, Afghanistan dan Asia Tengah, Dr Massoumeh Torfeh, Mohsen dibunuh karena motif politik dibandingkan keterlibatannya dalam program nuklir Iran.

Perkiraannya, ada motif yang memungkinkan mengapa Mohsen dibunuh. Pertama, ingin membahayakan perbaikan hubungan antara Iran dengan pemerintahan baru di Amerika Serikat yang akan dipimpin Joe Biden. Kedua, untuk mendorong Iran agar melakukan aksi balas dendam. 

"Musuh-musuh (kita) tengah stress pada pekan ini. Mereka khawatir bahwa situasi global berubah dan mencoba untuk membuat situasi di kawasan tidak stabil," ungkap Presiden Iran Hassan Rouhani ketika memberikan pernyataan usai terjadi pembunuhan pada pekan lalu dan dikutip stasiun berita BBC

Musuh-musuh yang dimaksud Rouhani jelas merujuk kepada Presiden Donald J. Trump, Israel daopn Arab Saudi. Saudi dan Israel diprediksi khawatir terjadi perubahan dalam politik di Timur Tengah dan dampaknya langsung terasa ketika Biden dilantik pada Januari 2021. 

Apalagi, Biden secara jelas menyatakan ketika berkampanye bahwa ia ingin kembali ke meja perundingan nuklir dengan Iran. Perundingan itu diinisiasi Barack Obama pada 2015 dan ditinggalkan pada 2018 oleh Trump. 

Kekhawatiran mengenai Iran yang akan kembali mesra dengan Negeri Paman Sam dilaporkan jadi pembahasan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Putera Mahkota Mohammed bin Salman di Neom pada pekan lalu. Meski, Menteri Luar Negeri Saudi membantah telah terjadi pertemuan tersebut. 

Media di Iran sempat tak ingin membuat heboh mengenai kematian Mohsen. Bahkan, ia sempat disebut ilmuwan yang terlibat membuat test kit COVID-19 di Iran. Tetapi ketika Mohsen mendapat pengawalan ketat, publik menyadari ia bukan ilmuwan biasa. 

Baca Juga: Mengenal Sosok Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Iran yang Terbunuh

2. Israel dituding sebagai biang keladi pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh karena PM Netanyahu pernah menyebut namanya ke media

Mengapa Ilmuwan Nuklir Top Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh?Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir

Ketika harus menunjuk dalang pembunuhan, Iran sudah pasti mengarahkan tuduhan tersebut ke musuh bebuyutan. Apalagi Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pada 2018 pernah menyampaikan ke publik mengenai dokumen rahasia mengenai fasilitas program nuklir Iran. 

Dokumen itu diperoleh Netanyahu dari agen intelijen Mossad. Kantor berita Deutsche Welle melaporkan, agen Mossad berhasil mencuri lebih dari 55 ribu halaman dokumen rahasia mengenai program nuklir Iran dalam operasi 2018. Berdasarkan dokumen itu, diketahui bahwa Mohsen pernah menjadi kepala program militer nuklir Iran pada awal 2000 dengan nama kode Amad atau yang bermakna "harapan."

"Ingat-ingat nama itu, (Mohsen) Fakhrizadeh," kata Netanyahu ketika memberikan keterangan pers dua tahun lalu. 

Keberhasilan operasi intelijen Mossad menjadi tamparan keras bagi personel keamanan Iran, khususnya Pasukan Revolusi Islam Iran (IRGC) yang menjadi bagian dari angkatan bersenjata negara itu. Sebab, untuk menjaga program nuklir, militer Iran hanya merekrut personel dari dalam IRGC. 

Tetapi seorang menteri di kabinet Israel, Tzachi Hanegbi, mengaku tak tahu-menahu siapa dalang di balik tewasnya Mohsen. Sebaliknya, harian New York Times mengutip pernyataan dari tiga pejabat berwenang di Amerika Serikat, menyebut Israel dalang di balik tewasnya Mohsen. 

3. Iran akan membalas dendam atas kematian Mohsen Fakhrizadeh di waktu yang tepat

Mengapa Ilmuwan Nuklir Top Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh?Presiden Iran Hassan Rouhani. (ANTARA FOTO/Official Presidential website/Handout via REUTERS)

Sementara, Presiden Hassan Rouhani memastikan akan ada pembalasan dari Iran terhadap Israel. Tetapi, Iran, kata Hassan, tidak ingin gegabah. Oleh sebab itu, mereka akan memilih waktu yang tepat untuk membalas dendam. 

"Musuh-musuh Iran seharusnya tahu bahwa warga dan pejabat Iran lebih berani daripada mendiamkan tindak kriminal ini. Pada waktunya, mereka akan menjawab tindak kejahatan ini," ungkap Hassan ketika memberikan keterangan pers secara luas melalui stasiun televisi. 

Di sisi lain, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menyerukan untuk memberikan hukuman berat bagi siapa pun yang terlibat dalam tewasnya Mohsen. Kepala Dewan Kemanfaatan Iran Mohsen Rezaei mengakui adanya celah dalam pengamanan ilmuwan nuklir itu. 

"Badan intelijen Iran pasti telah mengetahui adanya penyusup dan sumber mata-mata asing, lalu sempat menggagagalkan tim eksekusi," kata Rezaei. 

Pada akhirnya, Mohsen tetap berhasil dieksekusi di siang hari bolong. Usai terjadi pembunuhan Mohsen, Kedutaan Israel di seluruh dunia diminta untuk bersiap dan dalam keadaan siaga penuh. Situs berita Israel N12 melaporkan aksi balasan diprediksi akan menyasar Kedutaan Israel. 

Namun, dalam pandangan Dr Massoumeh Torfeh, rencana balas dendam Iran dinilai tidak rasional. Sebab, Iran sudah ada di titik bisa kembali bangkit ketika Joe Biden dilantik pada 2021. Ketika Biden berkuasa, Negeri Paman Sam diprediksi akan mencabut beberapa sanksi sebagai imbalan mau kembali ke meja perundingan. 

Saudi dan Israel kehilangan sekutu sejati mereka ketika Trump tidak lagi berkuasa. "Maka, pilihan membalas dendam terdengar tidak rasional," kata Torfeh. 

Baca Juga: Iran Eksekusi Pria yang Bocorkan Informasi soal Soleimani kepada AS

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya