Paus Fransiskus Jadi ODP Usai Kontak dengan Kardinal yang kena Corona

Paus Fransiskus ingin vaksin COVID-19 utamakan negara miskin

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus kini sedang menjalani isolasi mandiri usai melakukan kontak fisik dengan seorang kardinal, yang belakangan dinyatakan positif COVID-19. Dikutip dari laman Al Arabiya pada Selasa, 15 September 2020, pemimpin umat Katolik dunia berusia 83 tahun itu berkomunikasi secara tertutup pada 29 Agustus 2020, dengan Kardinal asal Filipina, Luis Antonio Tagle.

Kardinal berusia 63 tahun itu kemudian dinyatakan positif COVID-19 usai kembali ke negara asalnya dan menjalani tes virus corona. 

"Kami sangat berhati-hati. Tetapi tidak ada pemberitahuan khusus (di Vatikan). Tetapi, situasi kesehatan dari pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di seluruh dunia itu terus dimonitor secara konsisten," ungkap Menteri Luar Negeri Vatikan Pietro Parolin dan dikutip kantor berita ANSA

Paus yang terlahir dengan nama Jorge Bergoglio itu terlihat tidak terlalu khawatir dengan kondisi kesehatannya, meskipun pandemik sudah melanda dunia sejak awal 2020. Ia pun dilaporkan tidak mengenakan masker ketika menemui tamunya yang berkunjung ke kediaman pribadinya di Istana Apostolik.

Pada pekan lalu untuk kali pertama ia terlihat mengenakan masker di ruang publik. Namun, kemudian ketika berbicara dengan jemaat, Paus Fransiskus kembali melepas maskernya. 

Apa pandangan yang pernah disampaikan Paus Fransiskus mengenai pandemik COVID-19? 

1. Paus Fransiskus mulai mengurangi kontak fisik sejak pandemik melanda dunia

Paus Fransiskus Jadi ODP Usai Kontak dengan Kardinal yang kena CoronaPaus Fransiskus merayakan Misa Paskah di Basilika Santo Petrus tanpa partisipasi publik akibat pandemik virus corona di Vatikan, pada 12 April 2020. ANTARA FOTO/Vatican Media/Handout via REUTERS

Sejak pandemik melanda, Paus Fransiskus akhirnya memperhatikan protokol kesehatan. Ia mulai membatasi kontak fisik ketika bertemu jemaatnya seperti tak lagi bersalaman dan mencium bayi. Ia juga rutin menggunakan cairan pembersih tangan yang dibawa asisten pribadinya. 

Namun, pada akhir Maret lalu, Paus Fransiskus harus menjalani tes COVID-19 usai seorang kardinal yang tinggal di kediaman pribadinya dinyatakan tertular virus Sars-CoV-2 itu. Kardinal Angelo De Donatis sempat dirawat di RS Gemelli di Roma dan dalam kondisi stabil. Dikutip dari kantor berita Anadolu Turki, hasil tes menunjukkan Paus Fransiskus negatif COVID-19. 

Baca Juga: Paus Fransiskus: Gibah Lebih Buruk daripada Wabah COVID-19

2. Paus Fransiskus sempat umumkan Vatikan sudah terbebas dari pandemik COVID-19

Paus Fransiskus Jadi ODP Usai Kontak dengan Kardinal yang kena CoronaPaus Fransiskus saat menyapa masyarakat saat melakukan kunjungan ke negara lain. instagram.com/franciscus

Pada Juni lalu, Paus Fransiskus sempat mengumumkan situasi krisis pandemik sudah dilewati Italia. Lokasi Vatikan yang berada dekat dengan Italia menjadikan negara kota itu sangat terpengaruh dengan perkembangan COVID-19 di Italia. 

Paus Fransiskus menyampaikan pernyataan itu usai dipastikan tidak ada lagi warga Vatikan yang terpapar COVID-19. 

"Kehadiran Anda di lapangan Santo Petrus menunjukkan bahwa fase akut epidemik sudah berakhir," ujarnya pada Juni lalu. 

Namun, Paus Fransiskus juga meminta agar publik tidak terlalu bersuka cita. Ia juga mendorong agar publik tetap mematuhi aturan menjaga jarak dengan orang lain. 

Berdasarkan data dari laman World O Meter, per Rabu (16/9/2020), masih ada 12 kasus COVID-19 di Vatikan. Namun, belum ada satu pun pasien yang meninggal dunia. 

3. Paus Fransiskus mendorong agar vaksin COVID-19 diprioritaskan bagi negara yang paling membutuhkan

Paus Fransiskus Jadi ODP Usai Kontak dengan Kardinal yang kena CoronaIlustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Paus Fransiskus turut berkomentar mengenai vaksin COVID-19. Pada pertengahan Agustus lalu, dia sempat memohon agar vaksin COVID-19 pada masa mendatang didistribusikan bagi negara miskin dan paling membutuhkan. Pernyataannya itu disampaikan lantaran melihat ada ketimpangan terhadap akses fasilitas kesehatan di masing-masing negara. 

Vatikan pun menyesuaikan kebiasaan baru dengan menyiarkan khotbah Paus Fransiskus melalui live streaming dari ruang perpustakaan pribadinya. Dengan cara begitu, tidak ada lagi kerumunan jemaat dan bisa mencegah terbentuknya kluster baru. 

"Betapa menyedihkannya bila negara-negara kaya malah memperoleh akses lebih dulu ke vaksin COVID-19. Betapa menyedihkannya bila hanya negara tertentu yang memilikinya dan tidak ditujukan bagi negara lain," ungkapnya dan dikutip laman The Brussel Times pada 19 Agustus 2020. 

Ia mendorong agar peperangan melawan virus corona difokuskan kepada dua hal. Pertama, mencari obat untuk menyembuhkan virus yang membawa seluruh dunia kini menjadi lumpuh. 

"Kedua, kita harus menyembuhkan virus besar lainnya yakni ketidakadilan secara sosial, kesempatan yang tidak setara, marginalisasi, dan kurangnya perlindungan bagi kelompok lemah," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Tampar Tangan Jemaat Perempuan, Paus Fransiskus Minta Maaf

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya