Tiba di Jakarta Hari Ini, Menlu AS Pompeo Akan Dialog dengan GP Ansor

Menlu Pompeo juga akan bertemu Presiden Jokowi

Jakarta, IDN Times - Setelah mengunjungi negara-negara di kawasan Asia Selatan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo akhirnya tiba di Indonesia hari ini, Kamis (29/10/2020). Dia tiba di terminal 3 Soekarno-Hatta pada Kamis dini hari. Dalam kunjungan kali ini, Pompeo dijadwalkan akan berdialog dengan kelompok muda muslim, GP Ansor. 

Dikutip dari akun resmi Twitternya @SecPompeo, pria yang sempat menjadi Direktur Badan Intelijen AS, CIA itu, menyebut ia akan berdialog dengan GP Ansor membahas mengenai perdamaian regional dan kesejahteraan. Pompeo yang berkunjung sebelum pemilu AS, juga akan bertemu dengan koleganya Menlu Retno Marsudi dan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

Lalu, mengapa Indonesia yang dipilih menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara, untuk didatangi Pompeo di ujung masa kepemimpinan Presiden Donald Trump?

1. Menlu Pompeo diduga datang ke Indonesia untuk meminta dukungan dalam menghadapi pengaruh Tiongkok

Tiba di Jakarta Hari Ini, Menlu AS Pompeo Akan Dialog dengan GP AnsorMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo bertemu dengan Menlu Retno Marsudi (Dokumentasi Departemen Luar Negeri AS)

Pengajar hubungan internasional di Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah memprediksi meski Pompeo hanya berada selama satu hari di Jakarta, tetapi ia akan memanfaatkan kunjungan tersebut secara komprehensif.

Salah satu yang akan dibahas kedua Menlu diprediksi akan menindaklanjuti kunjungan Menhan Prabowo ketika ke Washington DC pada 15 Oktober 2020. 

"Jadi bisa jadi yang dibahas adalah hal-hal mengenai health security, diplomatic security, economy security. Hal-hal itu bisa jadi sempat muncul ketika kunjungan Pak Prabowo kemarin, tapi tidak direspons karena bukan kewenangannya," ungkap Reza ketika dihubungi IDN Times Rabu, 28 Oktober 2020. 

Ia menjelaskan dalam pertemuan itu ada hal-hal yang ingin dipastikan dari Indonesia. Prabowo, kata Reza, selalu percaya diri ketika berkomunikasi dengan mitranya dari Negeri Paman Sam. 

Reza tak menepis kunjungan Menlu Pompeo ke Indonesia diduga kuat karena ingin meminta dukungan saat Negeri Paman Sam dan Tiongkok sedang menghadapi perang dingin.

"Untuk itu AS membutuhkan jawaban langsung dari Pemerintah Indonesia. Maka, saya tidak akan terkejut di akhir kunjungan Menlu Pompeo akan beraudiensi dengan Pak Jokowi," tuturnya. 

Sesuai dengan jadwal, usai menemui Menlu Retno, Pompeo akan berdialog dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan. 

Baca Juga: Menlu AS Mike Pompeo akan Kunjungi Indonesia Pekan Depan

2. Menlu Pompeo juga akan berdialog dengan GP Anshor

Tiba di Jakarta Hari Ini, Menlu AS Pompeo Akan Dialog dengan GP AnsorMenlu Mike Pompeo ketika tiba dalam kunjungan dinas di India (www.twitter.com/@SecPompeo)

Selain bertemu dengan Presiden Jokowi dan Menlu Retno, Menlu Pompeo juga akan bertemu dengan kelompok muda Nahdlatul Ulama (NU), yakni GP Anshor. Harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP) melaporkan NU meluncurkan inisiatif "Islam Kemanusiaan" yang bertujuan untuk mereformasi prinsip usang Islam di masa ortodoks, yang terkait norma-norma sipil modern. Selain itu, konsep Islam tidak mengajarkan tindak kekerasan seperti yang disebarkan kelompok militan. 

Dalam laporan SCMP, Ansor mengklaim pihaknya mengundang Menlu Pompeo untuk berkunjung pada awal September lalu. Kunjungan itu mengambil momentum peluncuran laporan komisi yang dibentuk Deplu AS, yakni hak-hak yang tidak bisa dicabut dari manusia, pada akhir Agustus lalu. 

Alhasil, menurut Ansor, Menlu Pompeo memasukkan Indonesia ke dalam agenda kunjungan ke kawasan Asia Selatan. Pertemuan dengan Menlu Retno dan Presiden Jokowi adalah agenda tambahan. 

"Kunjungan ini terealisasi awalnya dari undangan yang disampaikan oleh Ansor dan Nahdlatul Ulama. Acara ini bagi kami memberikan contoh nyata mengenai isi laporan dari komisi tersebut, bagaimana menciptakan perbincangan mengenai nilai-nilai kemanusiaan," ungkap Direktur Perencanaan Deplu AS Peter Berkowitz. 

Sementara, menurut Teuku Faizasyah, hasil kunjungan Menlu Pompeo ke Indonesia tidak menutup kemungkinan akan digunakan Trump sebagai amunisi untuk kampanye di menit-menit terakhir. Trump ingin membuat pencitraan bahwa AS tetap memiliki kebijakan yang ramah terhadap umat muslim. 

3. Indonesia tetap menjadi mitra penting bagi AS, siapa pun presiden yang terpilih nanti

Tiba di Jakarta Hari Ini, Menlu AS Pompeo Akan Dialog dengan GP AnsorMenlu Retno Marsudi ketika bertemu dengan Menlu Mike Pompeo di Wasington DC (Dokumentasi Departemen Luar Negeri AS)

Dalam pandangan Teuku Rezasyah, Indonesia akan selalu dinilai menjadi negara yang penting bagi AS. Sehingga harus terus dijadikan mitra dan sahabat. 

Siapa pun Presiden AS yang terpilih nanti, kata Reza, kebijakan luar negeri terhadap Indonesia tidak akan mengalami perubahan yang drastis. Termasuk konsep Indo Pasifik.

Ia mengatakan konsep itu digaungkan untuk mengganti istilah Asia Pasifik yang lebih condong menggaungkan kepemimpinan Tiongkok. Negeri Tirai Bambu akan menggunakan pengaruhnya di forum multilateral lainnya seperti APEC. 

"Kalau perlu (Indonesia) selalu dirawat dan dibantu, tetapi bantuan yang diberi juga dibatasi," kata Reza. 

Baca Juga: Menlu Pompeo Melawat ke Asia, AS Diduga Bentuk Aliansi Hadapi Tiongkok

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya