Tiongkok Sebut WNI Jadi Penyebab Klaster Baru COVID-19 di Beijing

WNI itu dalam kondisi baik dan dirawat di rumah sakit

Jakarta, IDN Times - Otoritas di Tiongkok mengumumkan munculnya kluster baru COVID-19 di Distrik Shunyi yang berada di Beijing disebabkan oleh kasus impor dari Indonesia. Belakangan terkonfirmasi individu yang dimaksud adalah WNI dan kini tengah dirawat di RS Ditan Beijing. 

Media milik Pemerintah Tiongkok, Global Times, Sabtu, 2 Januari 2020 lalu melaporkan distrik Shunyi pada 23 Desember 2020 lalu melaporkan ada 16 pasien COVID-19. 16 kasus terdiri dari 14 kasus COVID-19 transmisi lokal, satu kasus orang tidak bergejala (OTG) dan satu kasus impor. Wakil Direktur Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Distrik Shunyi, Pang Xinghuo mengatakan hasil analisa pengurutan genetik virus menunjukkan Sars-CoV-2 yang berada di Beijing termasuk dalam genotipe -L dari cabang Eropa. 

Genetik virus itu mirip dengan galur virus yang ditemukan di kawasan Asia Tenggara pada November 2020 lalu. Pang mengindikasikan wabah baru di Beijing bersumber dari kasus COVID-19 yang datang dari luar Negeri Tirai Bambu. 

Otoritas Tiongkok mengungkap WNI tersebut berjenis kelamin laki-laki dan berusia 28 tahun. Ia menjejakkan kaki ke Tiongkok melalui Provinsi Fujian pada akhir November 2020. WNI itu lalu melakukan perjalanan ke Distrik Shunyi, Beijing. 

Berdasarkan pelacakan, WNI itu duduk di samping penumpang pesawat lainnya yang juga terkonfirmasi telah terpapar COVID-19 dalam penerbangan dari Indonesia menuju ke Fujian. Sesuai dengan aturan yang berlaku, WNI itu melakukan karantina mandiri di Fujian selama 14 hari. 

Ia kemudian melakukan tes COVID-19 jenis uji asam nukleat. Hasilnya negatif dari COVID-19. Ia lalu berangkat ke Beijing pada 10 Desember 2020 lalu. 

Pada 26 Desember 2020 lalu, ia kembali menjalani tes serum antibodi dan hasilnya positif. Ia kembali jalani tes dan hasilnya justru menunjukkan ia negatif COVID-19. Namun, tes uji asam nukleatnya belakangan juga menunjukkan positif COVID-19 pada 28 Desember 2020 lalu. 

Bagaimana kondisi WNI yang disebut menjadi "spearder" kluster baru di Beijing itu?

1. WNI yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 berada dalam kondisi stabil

Tiongkok Sebut WNI Jadi Penyebab Klaster Baru COVID-19 di BeijingWarga memakai masker pelindung mengendarai sepeda di Wuhan, Pprovinsi Hubei, Tiongkok, pada 14 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, mengatakan WNI tersebut dalam kondisi stabil. "Dia dirawat di rumah sakit COVID-19 terbaik di sini," ungkap Djauhari kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Sabtu, 2 Januari 2020. 

KBRI, kata Djauhari, juga sudah menghubungi keluarganya di Indonesia. Berdasarkan laporan Global Times, WNI itu juga sudah menularkan COVID-19 ke tempat satu kamarnya. Lalu, dari sana penularan berlanjut ke karyawan supermarket. Kluster juga terbentuk di pengemudi taksi daring. Teman dan kolega kerjanya di kawasan Jinma dilaporkan juga tertular COVID-19. 

Wakil Direktur Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Distrik Shunyi, Pang Xinghuo mengatakan belum ada bukti bahwa rentetan COVID-19 terkait kasus OTG yang berasal dari Distrik Xicheng dan kasus individu yang telah berangkat ke Korea Selatan. 

Baca Juga: Pesta Musik di Wuhan Dikritik, Begini Respons Tiongkok

2. Otoritas di Distrik Shunyi meminta agar semua kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 100 orang dibatalkan

Tiongkok Sebut WNI Jadi Penyebab Klaster Baru COVID-19 di BeijingSuasana di Beijing, Tiongkok, pada 4 Juni 2020, saat 31 tahun insiden Lapangan Tiananmen 1989. ANTARA FOTO/REUTERS/The Yomiuri Shimbun

Gara-gara kemunculan kluster baru, otoritas di Distrik Shunyi langsung memerintahkan agar membatalkan semua kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 100 orang. Warga di area itu dilarang berkerumun dan memperkuat upaya pencegahan di restoran dan sekolah. 

Berdasarkan perbincangan di dunia maya, warga Tiongkok mengaku terkesan dengan cepatnya langkah yang diambil oleh pemerintah dalam menyelidiki kemunculan kasus baru COVID-19. Dalam situs Sina Weibo, warganet memuji sikap cepat pemerintah mirip dengan detektif yang ada di dalam novel. 

Seorang warganet bernama Doueryu mengatakan cepatnya otoritas di Beijing dalam mengidentifikasi dan melacak 16 kasus COVID-19 membuat warga merasa percaya terhadap kemampuan pemerintah membendung pandemik. Sementara, sebagian warganet menyarankan agar proses karantina bagi para pendatang dari luar Negeri Tirai Bambu diperpanjang. Mereka juga menyarankan agar pendatang tetap melakukan tes uji asam nukleat setelah selesai melakukan karantina mandiri selama 14 hari. 

3. Sebanyak 2.498 warga Indonesia di luar negeri telah terpapar COVID-19, 164 WNI telah meninggal

Tiongkok Sebut WNI Jadi Penyebab Klaster Baru COVID-19 di BeijingIlustrasi pasien yang berhasil sembuh dari COVID-19 (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Sementara, berdasarkan data yang dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, hingga 2 Januari 2021 sudah ada 2.498 warga Indonesia yang berada di luar negeri terpapar COVID-19. Sebanyak 1.714 warga berhasil sembuh. Namun, ada 164 pasien yang meninggal dunia. 

Sebanyak 620 pasien lainnya masih dirawat di rumah sakit. Bila melihat data statistik, maka kasus kematian akibat COVID-19 paling banyak terjadi di Arab Saudi. Ada 101 WNI yang meninggal di Saudi usai terpapar COVID-19. Sedangkan, di Tiongkok tidak tercatat ada WNI yang telah tertular COVID-19, meski di sana dilaporkan satu warga Indonesia menjadi spreader

Baca Juga: Perayaan Malam Tahun Baru Berbagai Negara di Tengah Pandemik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya