[UPDATE] Angka Kematian COVID-19 Brasil Tertinggi Kedua di Dunia

332 ribu orang di Brasil meninggal akibat COVID-19

Jakarta, IDN Times - Meski pandemik sudah berlalu setahun, tetapi kondisi penyakit yang disebabkan virus Sars-CoV-2 itu tak semakin membaik di Brasil. Kini, angka kematian di Brasil tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. 

Mengutip data dari World O Meter pada Minggu (11/4/2021), angka kematian di Brasil dalam sehari bertambah 2.535. Sehingga, total angka kematian di Brasil kini mencapai 351.469.

Sementara, total angka kematian di AS mencapai 575.593. Stasiun berita CBS pada 22 Februari 2021 lalu melaporkan angka kematian itu jauh lebih banyak dibandingkan korban tewas dari dua Perang Dunia dan Perang Vietnam. 

Angka kematian yang tinggi di Brasil tetap terjadi meski pemerintah sudah mulai melakukan program vaksinasi. Tetapi, berdasarkan laporan stasiun berita BBC, hingga akhir Maret 2021 lalu, baru 5,85 juta warga yang divaksinasi. Padahal, Pemerintah Brasil menargetkan lebih dari 200 juta warganya disuntik vaksin.

Pemerintah juga menyebut suku asli di Brasil masuk ke dalam kelompok prioritas penerima vaksin. Namun, baru separuh dari mereka yang divaksinasi. Sisa dosis vaksin diberikan ke kelompok lansia yang bukan suku asli Brasil.  

Bila dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin, Brasil berada di posisi ketiga negara yang sudah melakukan vaksinasi. Posisi teratas yang paling cepat melakukan vaksinasi adalah Chile dan disusul Uruguay. 

Mengapa proses vaksinasi di Brasil berjalan lambat?

1. Brasil kekurangan pasokan vaksin COVID-19

[UPDATE] Angka Kematian COVID-19 Brasil Tertinggi Kedua di DuniaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/REUTERS/Johanna Geron)

Baca Juga: 10 Negara dengan Kasus Kematian COVID-19 Tertinggi, Brasil Bayangi AS

Mikrobiologis Brasil, Natalia Pasternak, mengatakan pemerintahnya memiliki program vaksinasi yang terbaik di dunia. Tetapi, sayangnya pasokan vaksin COVID-19 ke negeri Samba juga masih terbatas. 

Dikutip dari stasiun berita BBC, baru 23 juta dari target 46 juta vaksin yang sudah dikirim ke Brasil. Pemerintah mengklaim sudah memesan dosis vaksin yang cukup diberikan ke lebih dari 200 juta warganya. Tetapi, sebagian pihak mengkritik kesepakatan pembelian vaksin itu datang terlambat. Sebab, di waktu yang bersamaan, negara dengan populasi besar lainnya juga sedang antre untuk bisa memperoleh vaksin COVID-19. 

Pada Agustus 2020 lalu, Pemerintah Brasil diketahui pernah menolak tawaran dari perusahaan farmasi Pfizer untuk membeli 70 juta dosis vaksin mereka.Tetapi, kini mereka memesan 100 juta dosis vaksin. Namun, bahan curah vaksin diperkirakan baru tiba di Brasil pada pertengahan tahun 2021. 

Selain mengandalkan vaksin COVID-19 dari Pfizer, Brasil tetap menggunakan vaksin buatan Tiongkok yakni CoronaVac. Meski sebelumnya Presiden Jair Bolsonaro sempat menolak penggunaan vaksin dari Negeri Tirai Bambu. Otoritas kesehatan Brasil sudah memesan 100 juta dosis vaksin CoronaVac. 

Baca Juga: Bio Farma: Pfizer Minta Bebas Tuntutan Hukum Jika Vaksinasi Bermasalah

2. Virus Sars-CoV-2 sudah bermutasi menjadi varian baru P1 yang muncul di Brasil

[UPDATE] Angka Kematian COVID-19 Brasil Tertinggi Kedua di DuniaIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data dari Institut Kesehatan Masyarakat, Fiocruz, saat ini sudah ada 92 varian baru virus Sars-CoV-2 yang ditemukan di Brasil. Termasuk varian P1 yang diduga lebih cepat menular ke orang lain. Kini varian P1 sudah menyebar di seluruh kawasan Amerika Latin dan dunia. 

Stasiun berita Channel News Asia melaporkan varian P1 bahkan sudah masuk ke Asia Tenggara. Pada 13 Maret 2021 lalu, Kementerian Kesehatan Filipina mengumumkan varian itu sudah masuk ke negaranya. Varian itu dibawa masuk oleh warganya yang baru kembali dari Brasil. 

Para ahli meyakini vaksin yang sudah diedarkan saat ini masih mampu memberikan perlindungan terhadap varian baru P1. Meski perlindungan yang diberikan tidak sama bila terinfeksi varian virus Sars-CoV-2 sebelumnya. 

Pengajar neurosains di Universitas Duke, Inggris, Dr. Miguel Nicolelis mengatakan bukan Brasil saja yang kini menjadi episentrum pandemik COVID-19. Tetapi, semua negara di seluruh dunia bisa jadi episentrum. 

"Ini merupakan ancaman bagi masyarakat internasional untuk mengendalikan pandemik. Apalagi setiap minggu kita menemukan varian baru (COVID-19)," ungkap Nicolelis. 

3. Amerika Serikat masih jadi negara paling banyak ditemukan kasus COVID-19 di dunia

[UPDATE] Angka Kematian COVID-19 Brasil Tertinggi Kedua di DuniaSeorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Berdasarkan data dari World O Meter pada Minggu (11/4/2021), Amerika Serikat masih menjadi negara yang paling banyak ditemukan kasus COVID-19. Meski berdasarkan data dari Our World In Data per 9 April 2021 lalu, otoritas AS sudah memvaksinasi 34,22 persen dari jumlah seluruh penduduknya. 

Dari situs itu pula terlihat Israel menjadi negara yang paling cepat melakukan vaksinasi ke warganya. Israel telah memvaksinasi 61,2 persen dari jumlah seluruh populasinya. 

Berikut data jumlah 10 negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia:

  1. Amerika Serikat: 31,8 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 24,4 juta warga yang berhasil pulih
  2. Brasil: 13,4 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 11,8 juta warga yang berhasil pulih
  3. India: 13,3 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 12 juta warga yang berhasil pulih
  4. Prancis: 4,9 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 303.639 warga yang berhasil pulih
  5. Rusia: 4,6 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 4,2 juta warga yang berhasil pulih
  6. Inggris: 4,3 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 3,9 juta warga yang berhasil pulih
  7. Turki: 3,7 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 3,3 juta warga yang berhasil pulih
  8. Italia: 3,7 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 3,1 juta warga yang berhasil pulih
  9. Spanyol: 3,3 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 3 juta warga yang berhasil pulih
  10. Jerman: 2,9 juta warga yang sudah terpapar COVID-19, 2,6 juta warga yang berhasil pulih

Baca Juga: Viral, Lansia Ini Kebal Jarum Suntik saat Vaksinasi COVID-19

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya