60 WNI Meninggal di Luar RI karena COVID-19, Terbanyak di Arab Saudi

Ada 20 WNI yang meninggal di Saudi lalu diikuti AS

Jakarta, IDN Times - Angka kematian WNI di luar Indonesia akibat COVID-19 terus bertambah. Per Rabu (10/6), angkanya sudah mencapai 60 jiwa. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kementerian Luar Negeri, WNI paling banyak meninggal di Arab Saudi. Jumlahnya mencapai 20 orang. 

Selain itu, negara kedua yang memiliki banyak WNI meninggal ada di Amerika Serikat yaitu sebanyak 16 orang. Angka kematian di Negeri Paman Sam bisa bertambah karena masih ada WNI yang meninggal dari klaster Anak Buah Kapal (ABK). 

Kenaikan angka kematian WNI di Saudi linear dengan kasus COVID-19 yang terus meningkat di sana. Berdasarkan situs World O Meter per (10/6), kasus aktif COVID-19 mencapai 31.449. Angka kematian di Saudi secara keseluruhan mencapai 783. Sementara, pasien yang sembuh berjumlah 76.339. 

Data dari Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan sebagian besar warga Indonesia yang terpapar COVID-19 berlokasi di Jeddah, Madinah dan Mekkah. Sejak adanya kenaikan kasus positif COVID-19, Pemerintah Saudi kembali memberlakukan karantina ke beberapa kota tersebut. Lalu, apa yang menyebabkan angka kasus COVID-19 bisa kembali melonjak?

1. Banyak warga Saudi yang melanggar aturan jaga jarak

60 WNI Meninggal di Luar RI karena COVID-19, Terbanyak di Arab SaudiPemakaman Jenazah COVID-19 (Dok. Kemensos)

Laman Saudi Gazette (6/6) lalu melaporkan juru bicara Kementerian Kesehatan, Dr. Muhammad Al-Abdel Ali mengatakan di hari itu, Saudi mencatat ada 34 orang yang meninggal hanya dalam kurun waktu 24 jam. Alhasil, di hari itu, Saudi kembali memberlakukan jam malam untuk Kota Jeddah. Jam malam dimulai sejak pukul 15:00 hingga pukul 06:00 keesokan harinya. 

Tempat kerja di sektor swasta dan pemerintah yang sempat dibuka kembali ditutup. Semua aktivitas ibadah di masjid di Jeddah ditunda dulu. Alhasil, warga diminta untuk kembali beribadah di rumah. 

Menteri Kesehatan Saudi,  Dr. Tawfiq Al-Rabiah telah memohon kepada warga agar mematuhi aturan jaga jarak. Tujuannya, agar kasus COVID-19 tidak kembali melonjak. 

Baca Juga: Arab Saudi Disebut Berencana Batasi Jumlah Peserta Ibadah Haji 2020

2. Saudi belum memberikan kepastian mengenai penyelenggaraan ibadah haji

60 WNI Meninggal di Luar RI karena COVID-19, Terbanyak di Arab Saudi(Ilustrasi Ka'bah di Mekkah, Arab Saudi) ANTARA FOTO/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Sementara, hingga (10/6), Pemerintah Saudi belum memberikan kepastian kepada dunia internasional apakah tetap menyelenggarakan ibadah haji di tahun 2020. Sebelumnya kantor berita Reuters melaporkan Saudi bisa saja tetap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini, namun kloter yang dibuka dibatasi. 

Saudi sudah lebih dulu menunda sementara ibadah umrah pada Februari lalu. Padahal, ketika itu Indonesia belum mengumumkan adanya kasus pertama COVID-19. 

Sementara, Menteri Agama Fachrul Razi pada (2/6) memutuskan membatalkan ibadah haji 2020. Sebab, belum ada komunikasi dari pihak Saudi mengenai layanan ibadah haji. Fachrul mengaku juga sudah mengirimkan surat resmi melalui Kemenlu untuk ditujukan ke Menteri urusan haji Saudi. 

3. Saudi masih menutup kedatangan internasional di bandara

60 WNI Meninggal di Luar RI karena COVID-19, Terbanyak di Arab Saudi(Ilustrasi pesawat) IDN Times/Arief Rahmat

Pemerintah Saudi sudah menerapkan larangan bagi para pendatang asing sejak (15/3) lalu. Mereka khawatir bila penerbangan internasional dibuka maka akan semakin banyak kasus COVID-19 di negara mereka. 

Sementara, berdasarkan laporan kantor berita Reuters, maskapai milik pemerintah, Saudi Airlines diprediksi tidak akan bisa kembali normal beroperasi hingga akhir tahun 2020. Informasi itu diperoleh Reuters berdasarkan surat elektronik yang beredar di kalangan internal Saudi Airlines. 

"Operasional penerbangan tidak akan kembali normal hingga diprediksi Desember 2020," demikian isi surel itu. 

Surel ditujukan manajemen bagi kru kabin. Manajemen tidak lagi memperpanjang kontrak kerja mereka sejak April hingga akhir tahun. 

Baca Juga: Menlu Heran Arab Saudi Masukkan RI ke 23 Daftar Negara Kena Covid-19

Topik:

Berita Terkini Lainnya