Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)
November tahun lalu, Pyongyang mengklaim telah berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya. Ini merujuk pada peluncuran Malligyong-1, setelah kegagalannya dua kali pada Mei dan Agustus 2023. Peluncuran itu disebut Seoul dibantu oleh Rusia sebagai imbalan atas pasokan senjata untuk perang Moskow di Ukraina, yang memicu kecaman internasional.
Tak lama setelah peluncuran tersebut, Pyongyang mengatakan satelitnya menyediakan gambar situs militer utama Amerika Serikat dan Korsel. Akan tetapi, Menteri Pertahanan Korsel Shin Won-sik mengatakan pada Februari bahwa satelit Malligyong-1 tampaknya mengorbit tanpa aktivitas.
Korut telah dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pengujian menggunakan teknologi balistik. Para analis mengatakan, ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara kemampuan peluncuran luar angkasa dan pengembangan rudal balistik, dilansir The Straits Times.