Kairo, IDN Times - Sebuah ledakan bom yang menimpa sebuah bus menewaskan sebanyak 4 orang serta melukai setidaknya 12 orang. Kejadian ini sendiri terjadi di dekat Piramida Giza, Mesir, pada hari Jumat, 28 Desember 2018, malam waktu setempat. Bagaimana awal ceritanya?
Ledakan Bom di Bus Tewaskan 4 Orang dan 12 Orang Luka-luka
1. Seluruh korban tewas merupakan turis asal Vietnam
Dilansir dari BBC, sebuah ledakan bom yang terjadi di tepi jalan sekitar Piramida Giza, Mesir, menewaskan setidaknya 4 orang dan 12 orang lainnya mengalami luka-luka. Seluruh korban tewas merupakan 3 orang turis asal Vietnam dan 1 orang pemandu wisata lokal. Sebuah bom telah disembunyikan di samping dinding bus meledak ketika bus tersebut yang membawa sebanyak 14 turis asal Vietnam melewati jalan tersebut.
Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, mengatakan diantara semua orang yang mengalami luka-luka, ada 2 orang yang mengalami luka serius atau luka parah. Ia juga menambahkan bus tersebut menabrak sebuah perangkat setelah keluar dari rute tujuan tanpa memperingatkan pasukan keamanan. Tidak ada laporan langsung dari kelompok manapun yang mengklaim serangan bom tersebut, akan tetapi kelompok militan kabarnya telah menargetkan para turis pada tahun 2017 lalu.
"Kami telah melakukan kontak dengan kedutaan Vietnam untuk menahan dampak insiden itu dan yang penting sekarang adalah merawat yang terluka," ungkap pernyataan Mostafa Madbouly seperti yang dikutip dari BBC.
2. Ini adalah serangan pertama yang menargetkan turis asing dalam setahun terakhir
Serangan yang terjadi pada hari Jumat, 28 Desember 2018, malam waktu setempat merupakan serangan teror pertama yang menargetkan para turis asing dalam setahun terakhir. Sebelumnya, terakhir kali serangan serupa terjadi pada bulan Juli 2017, ketika 2 turis asal Jerman ditikam hingga tewas di sebuah resor dekat Laut Merah, Hurghada. Serangan yang terjadi belum lama ini terjadi ketika industri pariwisata Mesir menunjukkan telah terjadi tanda-tanda pemulihan setelah bertahun-tahun dilanda kekacauan politik dan kekerasan yang terjadi sejak tahun 2011 lalu.
Kemungkinan akan mendorong pihak berwenang untuk lebih memperketat keamanan di sekitar gereja dan fasilitas terkait menjelang perayaan Malam Tahun Baru dan perayaan Natal bulan Januari 2019 mendatang di Gereja Ortodoks Koptik, denominasi dominan di antara 10 juta orang Kristen di Mesir yang diperkirakan. Selama 2 tahun terakhir, serangan militan terhadap orang-orang Kristen di Mesir biasanya menargetkan gereja atau bus yang membawa peziarah ke biara-biara gurun terpencil yang telah menewaskan lebih dari 100 orang.
3. Sektor pariwisata di Mesir sempat mengalami penurunan
Seperti yang diketahui, industri pariwisata merupakan andalan perekonomian Mesir. Akan tetapi, tingkat pengunjung para turis dari luar negeri justru mengalami naik turun. Pada tahun 2010 lalu, tingkat turis yang berkunjung ke Mesir mencapai lebih dari 14 juta penumpang, namun tahun berikutnya justru mengalami penurunan tajam setelah terjadinya kekacauan politik Mesir.
Lebih buruk lagi pada saat peristiwa pengeboman terhadap pesawat yang menewaskan sekitar 224 orang pada tahun 2015 lalu ketika meninggalkan wilayah Sharm el Sheikh, Mesir. Tahun 2016, hanya mencapai sekitar 5,3 juta wisatawan luar yang berkunjung dan tahun 2017 mengalami kenaikan dengan mencapai angka 8,3 juta wisatawan. Presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi, mengatakan kepada para pemimpin Vietnam yang berkunjung pada bulan Mei 2018 bahwa ia ingin meningkatkan pariwisata negaranya di Vietnam saat itu.