Jakarta, IDN Times – Ukraina dan para sekutu Eropanya menolak proposal damai awal yang disusun oleh utusan Donald Trump dan Kremlin karena dinilai terlalu menguntungkan Rusia. Negosiasi terbaru di Jenewa pada Minggu (23/11/2025), menghasilkan versi baru rencana perdamaian.
Dalam proposal yang dipangkas dari 28 menjadi 19 poin i, dengan Kyiv menegaskan bahwa garis depan saat ini harus menjadi dasar pembahasan. Dikutip dari The Guardian, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut bahwa poinnya kini lebih sedikit dan lebih banyak elemen benar telah dimasukkan, namun isu sensitif tetap menunggu keputusan bersama Trump.
Meski Trump menyampaikan optimisme melalui Truth Social, para pemimpin Eropa menilai masih terlalu dini untuk menyebut adanya terobosan. Mereka menekankan bahwa tidak boleh ada pengakuan terhadap wilayah Ukraina yang direbut Rusia secara militer.
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Sergiy Kyslytsya, mengatakan bahwa beberapa isu penting “ditandai dalam tanda kurung” agar dibahas langsung antara Trump dan Zelenskyy. Pada saat yang sama, para pemimpin Eropa memperingatkan bahwa rencana tersebut tidak boleh melemahkan keamanan kawasan.u
