Slovakia Protes Sanksi Ukraina untuk Perusahaan Minyak Lukoil

Fico mengatakan bahwa larangan transit minyak Lukoil di Ukraina mengakibatkan berkurangnya suplai minyak di Slovakia hingga 40 persen. Ia pun sudah berbicara langsung dengan PM Ukraina Denys Shmyhal soal masalah ini. 

"Masuknya Lukoil dalam daftar sanksi di Ukraina adalah contoh lain dari sanksi-sanksi tidak masuk akal yang tidak akan mengganggu Rusia, tapi malah berdampak besar terhadap negara-negara anggota Uni Eropa (UE) yang tentu tidak dapat diterima," tuturnya, dikutip The Kyiv Independent. 

Ia menambahkan bahwa pemblokiran transit minyak mentah dari Rusia ke Slovakia ini juga berdampak pada Ukraina. 

"Perusahaan Slovakia, Slovnaft hanya menerima pasokan minyak mentah kurang dari 40 persen dari yang dibutuhkan dalam proses penyulingannya imbas dari sanksi Kiev. Ini tidak hanya berdampak pada pasar Slovakia, tapi juga menunda pasokan yang dikirim ke Ukraina," tambahnya. 

Sanksi Ukraina kepada Lukoil sudah diumumkan sebulan lalu dalam rangka pengetatan sanksi kepada Kremlin. Keputusan ini untuk menghentikan Lukoil sebagai perusahaan minyak terbesar kedua di Rusia mengekspor minyak mentah ke Eropa. 

Dilaporkan TVP World, penghentian pengiriman minyak mentah melalui pipa Duzhba yang menghubungkan dari Rusia ke Republik Ceko, Slovakia, dan Hungaria melewati Ukraina ini menyebabkan macetnya suplai dari Lukoil. 

Berdasarkan keterangan dari perusahaan jasa pengiriman Slovakia, Transpetrol mengungkapkan pengiriman minyak mentah dari Rusia tidak dihentikan sepenuhnya dan hanya berdampak pada Lukoil.

Kementerian Ekonomi Slovakia mengungkapkan pihaknya sedang berdiskusi dengan Ukraina dan menyebut Slovnaft masih diperbolehkan menerima suplai minyak dari perusahaan lainnya.  

Pekan lalu, Presiden Slovakia Peter Pellegrini menolak boikot presidensi Hungaria di UE. Ia menyebut Slovakia akan mendukung penuh dan berpartisipasi dalam pertemuan yang diorganisir oleh Hungaria. 

"Saya tidak berpikir siapapun harus dihukum hanya karena terlibat dialog dan mengupayakan perdamaian. Dan Slovakia tidak akan mengikuti hukuman dan rencana boikot tersebut," tegasnya, dikutip Euractiv.

"Saya menyatakan kembali bahwa tidak ada alasan untuk menghukum keputusan sepihak dari salah satu negara anggota UE hanya karena beberapa negara menolak aksi tersebut," sambungnya. 

Pellegrini meminta agar Presiden Hungaria Tamás Sulyok memprioritaskan perlawanan terhadap praktik ketidakadilan dalam perdagangan dan standar ganda mengenai kualitas pangan.