AS dan Vietnam Singgung Isu Laut China Selatan

AS minta sengketa diselesaikan secara damai

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong sepakat aksi saling klaim di Laut China Selatan harus diselesaikan berdasarkan norma-norma internasional.

Hal ini ditekankan keduanya saat Biden mengunjungi Vietnam pada 10 September 2023, seusai menghadiri KTT G20 di India.

“Para pemimpin sepakat menggarisbawahi dukungan satu sama lain dalam penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional, tanpa ancaman atau penggunaan kekerasan,” kata pernyataan bersama antara Biden dan Trong, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (12/9/2023).

Keduanya juga menyerukan adanya kebebasan navigasi dan penerbangan serta perdagangan sah tanpa hambatan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Presiden Filipina Dorong ASEAN Tanggapi China soal Laut China Selatan

1. AS tekankan tidak sedang perang dingin dengan China

AS dan Vietnam Singgung Isu Laut China SelatanPotret Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)

Joe Biden mengunjungi Vietnam untuk menandatangani perjanjian yang disebut The Comprehensive Strategic Partnership with Vietnam. Itu menjadi perjanjian bersejarah yang diupayakan oleh kedua negara yang pernah bermusuhan.

Ketika tiba di Hanoi, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa kunjungan tersebut tidak memiliki agenda untuk membendung atau mengisolasi China, tetapi untuk menjaga stabilitas berdasar aturan internasional.

"Saya rasa kita terlalu banyak memikirkan istilah-istilah Perang Dingin. Ini bukan tentang hal itu (Perang Dingin). Ini tentang menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas," kata Biden.

"Saya ingin melihat China sukses secara ekonomi, namun saya ingin melihat mereka sukses sesuai aturan," tambahnya.

Baca Juga: 5 Poin Penting Kunjungan Biden ke Vietnam

2. Kemitraan bisnis dengan Vietnam

Sejak perang AS-Vietnam berakhir pada 1970-an, Joe Biden adalah Presiden AS pertama yang mengunjungi negara itu untuk meningkatkan hubungan bilateral. Langkah itu seiring meningkatnya pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

"Vietnam dan Amerika Serikat adalah mitra penting yang menurut saya merupakan saat yang sangat kritis," ucapnya.

AS berupaya menarik perusahaan besar untuk berinvestasi dan menjadikan negara di Asia Tenggara itu sebagai alternatif pabrik-pabrik di China. Vietnam memiliki banyak tenaga kerja muda dan berpendidikan tinggi.

Selain itu, Biden sendiri mengeklaim Vietnam tidak sedang mencari aliansi pertahanan dengan AS, tetapi mencari hubungan bilateral kemitraan bisnis yang lebih kuat.

Baca Juga: Absen di KTT ASEAN, Joe Biden ke G20 dan Vietnam

3. Perang AS-Vietnam

AS pernah terlibat perang berdarah dengan Vietnam dalam upaya memerangi komunisme. Hubungan kedua negara sempat memburuk tapi dengan pelan hubungan itu kini diperbaiki.

Lebih dari 50 tahun lalu, pasukan AS telah meninggalkan negara tersebut dan kini keduanya berusaha menandatangani kerja sama bilateral sebagai langkah merekatkan hubungan.

Perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani AS-Vietnam, adalah tingkatan hubungan tertinggi diplomasi. Ini merupakan tingkat paling senior dalam hierarki diplomatik Vietnam.

Langkah itu menempatkan AS setara dengan mitra tingkat tertinggi Vietnam lain termasuk China, Rusia, India dan Korea Selatan.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya