AS Kecam Eksekusi Mati Aktivis Myanmar oleh Junta Militer
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengecam keras eksekusi mati terhadap empat aktivis yang dilakukan junta militer Myanmar.
Empat aktivis ini tersebut merupakan pendukung Aung San Suu Kyi, eks pemimpin de facto Myanmar, yang digulingkan dalam kudeta pada 1 Februari 2021. Mereka yaitu eks anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, penulis dan aktivis Ko Jimmy, Hla Myo Aung, dan Aung Thura Zaw.
“Tindakan yang tercela ini menunjukkan pengabaian total rezim junta terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum,” kata Blinken, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/7/2022).
1. Junta militer memadamkan demokrasi
Blinken menegaskan kembali bahwa junta militer Myanmar berupaya untuk menghilangkan demokrasi di negara tersebut.
“Pengadilan palsu milik rezim tersebut dan eksekusi ini adalah upaya terang-terangan untuk memadamkan demokrasi. Tindakan ini tidak akan pernah menyurutkan semangat rakyat Burma,” ucap Blinken lagi.
Eksekusi mati ini adalah yang pertama kali dilakukan lagi oleh Myanmar sejak eksekusi terakhir pada 1980-an.
Baca Juga: 10 Potret Aung La Nsang, Petarung Myanmar yang Raih Dua Juara Dunia
2. AS mendukung masyarakat Myanmar
Editor’s picks
Selain itu, Blinken juga menyatakan bahwa AS terus mendukung semangat dan upaya masyarakat Myanmar keluar dari krisis politik negaranya yang telah berjalan selama setahun lebih.
“AS bersama rakyat Burma dalam mengejar kebebasan dan demokrasi. Kami menyerukan kepada junta untuk menghormati aspirasi demokrasi rakyat di mana mereka tidak ingin hidup di bawah kekuasaan militer,” tukas Blinken lagi.
AS juga telah mengeluarkan serangkaian sanksi sejak junta militer menggulingkan Aung San Suu Kyi. Meski hanya ada sedikit kemajuan, Blinken berjanji bahwa AS akan terus menekan Myanmar.
3. Teguran untuk ASEAN
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price mengungkapkan aksi eksekusi mati oleh junta Myanmar ini merupakan teguran untuk ASEAN.
“Eksekusi ini adalah ‘teguran langsung’ untuk ASEAN dan ketuanya saat ini, Kamboja,” ujar Price.
Ia menambahkan, AS kini sedang menggodok langkah-langkah baru guna menambah sanksi ekonomi kepada Myanmar.
“Kami mendesak semua negara untuk tidak menjual peralatan militer ke Myanmar dan menahan diri untuk menghadirkan junta dalam konteks internasional, di tingkat apapun,” pungkas Price.
Baca Juga: Myanmar Dikecam Dunia Internasional karena Eksekusi Mati 4 Aktivis