AS Yakin Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Myanmar 

Apalagi RI memegang keketuaan ASEAN tahun depan

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Sung Kim, optimistis bahwa Indonesia bisa menjalankan keketuaan ASEAN tahun depan sesukses Presidensi G20 yang baru saja rampung.

"Kami sangat optimistis soal keketuaan Indonesia di ASEAN. Kami juga punya kemitraan strategis komperehensif dan tentunya dalam kemitraan tersebut, peran Indonesia sangat menonjol," kata Sung Kim, dalam konferensi pers di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga: Jokowi Ajak Negara ASEAN Buka Kembali Dialog untuk Myanmar

1. Indonesia diharapkan bisa menyelesaikan masalah Myanmar

AS Yakin Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Myanmar Presiden RI Joko Widodo hadiri KTT ASEAN-AS di Washington DC. (Dok. Twitter)

Sung Kim juga yakin bahwa Indonesia bisa menjadi pemimpin di ASEAN untuk menyelesaikan isu konflik Myanmar.

"Kami yakin Indonesia bisa menyelesaikan konflik di Myanmar dan kami sangat mendukung hal tersebut. Myanmar harus bisa mengembalikan demokrasi mereka kembali," ujar Sung Kim.

"Kami harap, kami dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan masalah di Myanmar, dengan keketuaan Indonesia tahun depan di ASEAN," lanjut dia.

Baca Juga: Indonesia Minta Militer Myanmar Segera Hentikan Kekerasan

2. Indonesia jadi pemimpin di kawasan

AS Yakin Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Myanmar Presiden RI Joko Widodo di KTT ASEAN Kamboja. (dok. Setpers RI)

Selain itu, AS juga optimistis dengan kepemimpinan Indonesia di sejumlah isu kawasan, tak hanya soal Myammar.

"Apa yang terjadi di Myanmar memang serangan yang tidak dapat diterima terhadap demokrasi dan tentu menjadi perhatian semua orang," tutur Sung Kim.

Namun, ujar dia, AS yakin bahwa ASEAN akan bisa mengatasi masalah ini terutama dengan peran sentral Indonesia.

Baca Juga: Menlu Retno: ASEAN Sudah Extra Effort Atasi Isu Myanmar

3. AS bersama Uni Eropa hujani Myanmar dengan sanksi

AS Yakin Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Myanmar Demo menentang kudeta junta militer di Myamar yang digelar pada 14 Februari 2021. (Wikimedia Commons/MgHla (aka) Htin Linn Aye)

Sementara itu, AS juga sudah memberi sanksi kepada Myanmar. Termausk blok Uni Eropa turut melakukan hal yang sama.

Sanksi terbaru dijatuhkan pada November 2022 lalu mencakup perdagangan dan perusahaan senjata, sejumlah pejabat junta militer, dan beberapa pihak yang disinyalir memiliki hubungan dekat dengan junta militer. 

Baca Juga: Hassan Wirajuda: 5 Poin Konsensus Myanmar Harus Ditinjau Lagi  

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya