ASEAN Diimbau Harus Percepat Transisi Energi

WEF mendukung transisi energi di kawasan Asia Tenggara

Jakarta, IDN Times - Negara-negara ASEAN diimbau harus memanfaatkan momen untuk mempercepat transisi energi.

Hal ini disampaikan Kepala Transisi Energi dan Akselerasi Regional World Economic Forum, Espen Mehlum, dalam acara forum Shaping the Fourth Industrial Revolution di Kuala Lumpur, Malaysia pada Senin, 15 Mei 2023.

“Hal ini sangat penting untuk membangun jalur pertumbuhan yang lebih hijau, sambil mewujudkan komitmen target membenahi iklim,” kata Mehlum.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga memberikan sambutan dalam forum kerja sama antara WEF dan Kementerian Ekonomi Malaysia ini.

Kawasan Asia Tenggara disebut sebagai rumah bagi sekitar 650 juta orang dan memiliki negara anggota ASEAN yang pertumbuhan ekonominya cukup cepat di dunia.

“Di Vietnam saja, permintaan listrik meningkat sekitar delapan persen per tahun, dan itu memerlukan perluasan kapasitas yang cepat,” ujar Mehlum lagi.

1. Perlunya ketahanan yang kuat pasca pecah perang Rusia-Ukraina

ASEAN Diimbau Harus Percepat Transisi EnergiEspen Mehlum dari WEF memberikan pemaparan soal transisi energi. (IDN Times/Diba Saleh)

Mehlum menambahkan, pecahnya perang Rusia dan Ukraina pada 2021 juga berimbas kepada krisis energi di ASEAN, misalnya biaya energi yang lebih tinggi, rantai pasok energi yang macet serta masalah keamanan energi.

“Kondisi ini membuktikan perlunya membangun ketahanan yang lebih kuat terhadap guncangan dan mempercepat transisi energi. 9 dari 10 negara ASEAN bahkan sudah mencanangkan transisi energi,” ujar Mehlum.

“Untuk memenuhi permintaan energi masa depan dengan cara terjangkau dan aman sambil mengurangi emisi, tantangannya adalah bagaimana memangkas intensitas energi pertumbuhan ekonomi dan intensitas karbon dari konsumsi dan produksi energi. Ini tidak mudah, tapi sangat mungkin,” lanjut dia.

 

Baca Juga: ASEAN Mau Indo-Pasifik Tetap Aman dan Damai

2. Penjualan kendaraan listrik yang meningkat di Thailand

ASEAN Diimbau Harus Percepat Transisi EnergiDok. Istimewa / Garuda Indonesia

Mehlum juga mengungkapkan, kendaraan listrik adalah salah satu terobosan mendapatkan efisiensi dan mengurangi emisi.

“Negara-negara ASEAN harus memberi insentid dan berinvestasi dalam e-mobilitas, misalnya kendaraan listrik dan teknologi baterai sodium-ion CATL. Sudah terjadi ledakan penjualan kendaraan listrik di Thailand pada 2022 lalu,” kata dia.

Selain itu, Indonesia dan Vietnam juga memelopori kemitraan transisi energi atau JETP untuk mengganti batu bara dengan energi terbarukan.

“Ini sebuah kemajuan. Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi 2016-2025 juga digodok untuk mencapai 23 persen pangsa energi terbarukan di total pasokan energi pada 2025 nanti,” beber Mehlum.

3. Kolaborasi banyak pihak jadi kunci

ASEAN Diimbau Harus Percepat Transisi Energiilustrasi transisi energi (Pixabay.com)

Mehlum menekankan, kolaborasi banyak pihak di ASEAN menjadi kunci terlaksananya rencana ini.

“Sinergi penting dapat dijalin antarnegara dengan mengembangkan infrastruktur energi lintas batas dan belajar satu sama lain,” ujar Mehlum.

Mehlum juga menegaskan bahwa konsumen pun harus dilibatkan dalam setiap transisi energi yang adil dan inklusif dan dapat memainkan peran penting dalam rencana hemat energi.

Baca Juga: Usai Ditembaki, Keamanan Tim Bantuan ASEAN ke Myanmar Dijaga Ketat

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya