Banjir Bandang Libya, KBRI Tripoli Siaga Buka Hotline

Sampai saat ini tidak ada WNI jadi korban

Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha mengatakan, hingga saat ini tidak ada WNI yang terdampak banjir di Libya timur.

“Saat ini ada 282 WNI di Libya, posisinya tersebar tapi mayoritas mereka ada di Libya barat. Sedangkan banjir ada di Libya timur,” kata Judha, ketika ditemui di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Hingga saat ini, dilaporkan bahwa enam ribu orang telah tewas akibat banjir bandang yang diawali dengan hantaman Badai Daniel di Libya timur.

Baca Juga: Ngeri! Banjir Bandang di Libya Tewaskan 6 Ribu Orang, 10 Ribu Hilang

1. KBRI Tripoli masih siaga

Meski tak ada laporan WNI jadi korban, namun KBRI Tripoli tetap membuka hotline jika ada yang hilang kontak dengan anggota keluarganya.

“Namun belajar dari pengalaman, ada saja WNI yang tidak tercatat di KBRI karena tidak lapor. Kita sudah buka hotline KBRI Tripoli jika nanti ada yang hilang kontak dengan keluarganya di Libya, tolong segera hubungi KBRI Tripoli,” ucap Judha.

KBRI Tripoli membuka hotline di nomor +21 8944 815604

2. Sebanyak 10 ribu orang hilang

Dilansir CNN, Kamis (14/9/2023), setidaknya 10 ribu orang juga dikonfirmasi hilang. Diduga orang-orang hilang ini tersapu ke laut atau terjebak di puing-puing bangunan yang runtuh.

“Lebih dari 30 ribu orang juga terpaksa mengungsi akibat banjir di Derna,” sebut pernyataan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB di Libya.

Kerusakan infrastruktur juga membuat beberapa wilayah yang terdampak banjir sulit dijangkau oleh bantuan kemanusiaan. Saat ini, hanya dua dari tujuh titik masuk ke Derna yang bisa dilalui.

3. Tim penyelamat masih berjuang mencari korban

Tim penyelamat juga hingga kini masih berusaha mencari korban yang sekiranya bisa selamat dari tumpukan puing bangunan.

“Komite Martir telah dibentuk untuk mengidentifikasi orang-orang yang hilang dan menguburkan mereka yang tewas sesusai dengan hukum dan standar syariah,” ucap Menteri Negara Urusan Kabinet Libya, Adel Juma.

Derna yang terletak sekitar 300 kilometer dari Benghazi kini dikendalikan oleh Khalifa Haftar, dan Tentara Nasional Libya yang dipimpin parlemen berbasis timur oleh Osama Hamad.

Usai diguncang pemberontakan pada 2011 lalu, Libya memang terpecah menjadi Libya timur dan Libya barat. Saat ini, Libya barat dipimpin oleh Pemerintah Persatuan Nasional yang didukung oleh internasional.

Baca Juga: Diterjang Badai Daniel, Libya Umumkan Status Darurat

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya