Dihajar Bom Kembar, Iran Umumkan 3 Hari Berkabung Nasional

Iran menuding AS-Israel adalah dalangnya

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Iran mengumumkan tiga hari berkabung nasional pascaledakan dua ledakan bom yang mengguncang Kota Kerman, kemarin (3/1/2024). Hari berkabung nasional dimulai hari ini.

Akibat ledakan dua bom ini, setidaknya 103 orang dinyatakan tewas dan 211 orang terluka. Bom meledak di tengah perayaan 4 tahun kematian Jenderal tersohor Iran, Qasem Soleimani.

Dilansir Anadolu, Kamis (4/1/2024), Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran disebut bakal mengutus delegasi ke Kerman untuk melakukan penyelidikan siapa dalang dari pengeboman ini.

Baca Juga: AS-Israel Dituding Dalang Ledakan Bom Dahsyat Iran

1. Bom meledak di peringatan kematian jenderal Iran

Dua bom meledak di dekat makam Jenderal Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) pada 2020 lalu.

Seorang saksi mata mengaku melihat bahwa ada dua alat peledak ditanam di sepanjang jalan menuju ke pemakaman. Namun, alat tersebut diledakkan dari jarak jauh.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk insiden itu dan menyebutnya sebagai kejahatan keji dan tidak manusiawi.

2. Siapa Qasem Soleimani?

Dihajar Bom Kembar, Iran Umumkan 3 Hari Berkabung NasionalPoster Jendral Qasem Soleimani (Instagram/amazingnara)

Qasem Soleimani merupakan seorang jenderal Iran yang tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) pada 2 Januari 2020 lalu.

Soleimani dianggap sebagai sosok paling berkuasa di Iran setelah pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei. qasemSedangkan, AS menganggap Soleimani dan Pasukan Quds yang dipimpinnya adalah kelompok teroris.

Baca Juga: Bom Meledak di Dekat Makam Jenderal Iran, 73 Orang Tewas

3. Serangan paling mematikan di Iran

Dua ledakan ini menjadi salah satu serangan mematikan dalam sejarah di Iran. Dituding oleh Iran sebagai pelaku, AS bersikeras bahwa mereka dan Israel tidak ada kaitannya dengan serangan tersebut.

Dendam Iran terhadap AS pun belum rampung karena kemarian Soleimani empat tahun lalu. Pasalnya, Soleimani dikenal memiliki pengaruh sangat besar di Iran. Ia menguasai intel karena memimpin pasukan Quds.

Soleimani dan pasukan Quds juga memimpin proksi Iran di Suriah, Yaman, dan Lebanon.

Baca Juga: Presiden Iran: AS Tidak Bisa Bernegosiasi dan Berperang Melawan Iran

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya