Dubes Ukraina: Rusia Tidak Mampu Bernegosiasi Akhiri Konflik

Ukraina juga meminta semua pihak agar tidak naif

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin mengatakan bahwa Rusia tidak punya niat atau kemampuan untuk menggelar negosiasi dengan Ukraina, khususnya untuk menghentikan konflik yang berjalan hampir satu tahun ini.

“Sangat naif bila ada yang percaya bahwa Rusia mampu melakukan negosiasi. Saya hanya ingin berkata ke semua orang, jangan naif,” kata Hamianin, dalam konferensi pers daring, Kamis (12/1/2023).

Hamianin juga menegaskan, tidak akan ada satu pun usulan yang didengar jika syaratnya adalah wilayah. Ia bertaruh, negosiasi bisa diterima jika semua wilayah yang dikuasai Moskow dikembalikan ke Kiev.

Baca Juga: 5 Fakta Perang di Soledar Ukraina, Pertaruhan Harga Diri Rusia!

1. Ukraina tidak butuh mediasi

Dubes Ukraina: Rusia Tidak Mampu Bernegosiasi Akhiri KonflikPresiden Rusia Vladimir Putin (kiri) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan)/ (Presiden Rusia, Vladimir Vladimirovich Putin. twitter.com/KremlinRussia_E, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina (Twitter.com/ Володимир Зеленський))

Hamianin menambahkan, Ukraina juga tidak butuh mediasi atau mediator perdamaian, untuk bisa akur kembali dengan Rusia.

“Mari duduk, mari bicara, mari sudahi konflik. Tidak, hal seperti itu tidak perlu,” tegasnya.

Namun, ia tak memungkiri bahwa sejak konflik pecah pada Februari 2022 lalu, memang banyak pihak yang berusaha dan ingin menjadi mediator dalam konflik ini.

Baca Juga: Lebih dari 1 Juta Warga Ukraina Mengungsi ke Jerman Sepanjang 2022

2. Sejumlah pihak harusnya membujuk Rusia

Dubes Ukraina: Rusia Tidak Mampu Bernegosiasi Akhiri KonflikDuta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin (IDN Times/Sonya Michaella)

Hamianin berujar, seharusnya para pihak ini lebih baik membujuk Rusia untuk menghentikan invasi dari pada meminta Ukraina dan Rusia untuk duduk dalam satu meja.

“Harusnya coba bujuk Rusia menghentikan invasi, menarik pasukan mereka. Jika tidak, akan seperti ini terus,” tuturnya.

Konflik ini, lanjutnya, hanya akan bisa selesai dan kedua belah pihak berdamai jika Rusia mau mengembalikan seluruh wilayah yang diduduki, termasuk Krimea dan Donbass.

Baca Juga: Ukraina Sukses Tangkap 600 Mata-mata Rusia

3. Menlu RI bahas konflik Ukraina di PPTM 2023

Dubes Ukraina: Rusia Tidak Mampu Bernegosiasi Akhiri KonflikPresiden RI Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (dok. Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga mengangkat isu konflik Ukraina dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu RI pada Rabu (11/1/2023) kemarin.

“Sepanjang tahun lalu, perhatian dunia terfokus pada perang di Ukraina. Secara konsisten, Indonesia menyampaikan pentingnya penghormatan prinsip integritas wilayah dan kedaulatan negara lain. Secara konsisten, Indonesia mengajak pihak-pihak terkait untuk memulai pembicaraan damai dan menghentikan perang,” kata Retno, kala itu.

Dalam konteks inilah, kunjungan Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo dilakukan ke Kiev dan Moskow pada Juni 2022 lalu. Indonesia juga berupaya agar re-integrasi ekspor gandum dari Ukraina serta pupuk dari Rusia dapat dilanjutkan.

Sebagai wujud kepedulian terhadap kemanusiaan, Indonesia telah memberikan bantuan hibah tunai, obat-obatan dan alat kesehatan, serta komitmen rekonstruksi rumah sakit di Ukraina.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya