Israel Akui Hancurkan Gereja Ortodoks di Gaza, 16 Tewas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengakui telah mengebom Gereja Ortodoks Yunani Saint Pophyrius di Gaza. Akibat serangan ini, setidaknya 16 warga Kristen Palestina tewas.
Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (21/10/2023), militer Israel mengaku menargetkan sasaran yang berada di dekat gereja. Namun, serangan tersebut berimbas pula ke gereja ortodoks tersebut.
“Akibat serangan dari militer Israel, tembok dari gereja itu rusak,” sebut pernyataan dari militer Israel.
Para saksi mata membeberkan bahwa serangan dari Israel itu juga merusak bagian depan gereja dan menyebabkan beberapa bangunan di dekatnya juga runtuh.
Baca Juga: Kuba: Kejahatan Israel atas Palestina karena Impunitas AS di PBB
1. Jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat
Per Jumat (20/10/2023), korban tewas di Jalur Gaza sudah mencapai 4.137 orang dan jumlah korban luka mencapai 13.500 orang. Sementara itu, sekitar 1.000 orang lainnya juga masih hilang.
Serangan bertubi-tubi dari Israel ke Jalur Gaza makin memperburuk kondisi kota tersebut. Mayoritas yang tewas dan terluka pun adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Indonesia Kritik DK PBB Tak Jalankan Fungsinya soal Palestina
2. OKI kecam serangan Israel ke gereja di Gaza
Sementara itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras aksi Israel yang menyerang Gereja Ortodoks Yunani Saint Pophyrius di Gaza tersebut. OKI mendesak Israel harus dimasukkan ke dalam daftar negara yang menyerang tempat ibadah.
“Ini adalah aksi yang terang-terangan melanggar hukum internasional dan hukum humaniter internasional,” sebut pernyataan dari OKI.
Baca Juga: Jokowi: Akar Isu Palestina adalah Pendudukan oleh Israel
3. Mesir izinkan 20 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza
Sementara itu, Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, sepakat memperbolehkan sekitar 20 truk bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza yang kini masih membara.
Sebelumnya, El-Sisi membantah pemerintahannya telah menutup perbatasan Rafah, satu-satunya penyeberangan dari Gaza yang lumayan aman dari serangan Israel. Perbatasan Rafah juga satu-satunya jalan bagi warga sipil menyelamatkan diri keluar dari Gaza ke Mesir.
Baca Juga: Bela Palestina, Kolombia Siap Tangguhkan Hubungan dengan Israel