Israel Minta Sekjen PBB Mundur, Kenapa?

Sekjen PBB mengeluarkan pernyataan terkait serangan Hamas

Jakarta, IDN Times - Wakil Tetap Israel untuk PBB, Gilad Erdan menyerukan agar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengundurkan diri. Erdan menyebut Guterres tak layak memimpin PBB.

Hal ini disebabkan oleh pernyataan dari Guterres di sidang DK PBB yang menyebut Palestina sudah terlalu lama menderita. Selain itu, Guterres mengatakan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, tidak terjadi begitu saja, melainkan ada alasannya.

“Sekjen PBB yang baru saja mengeluarkan pernyataannya, tidak cocok memimpin PBB. Saya menyerukan dia untuk segera mengundurkan diri. Tidak ada gunanya berbicara dengan mereka yang membela kekejaman yang dilakukan terhadap warga Israel dan orang-orang Yahudi,” kata Erdan, dikutip dari France24, Rabu (25/10/2023).

Baca Juga: Sekjen PBB: Serangan Hamas ke Israel Tak Terjadi Begitu Saja

1. Sekjen PBB prihatin atas situasi di Gaza

Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan teror pejuang Hamas ke Israel, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun, ia mengatakan aksi Hamas itu tidak serta merta terjadi begitu saja.

“Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi begitu saja. Rakyat Palestina telah menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun,” kata Guterres, dalam sidang Dewan Keamanan PBB.

Guterres juga menuding adanya pelanggaran hukum internasional atas apa yang terjadi di Gaza.

“Tidak ada satu pun pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum humaniter internasional,” ucap Guterres.

Baca Juga: 5.795 Orang Tewas di Gaza akibat Serangan Israel 

2. Minta semua pihak hormati hukum internasional

Guterres juga mengatakan semua pihak harus menghormati hukum humaniter internasional dan mengutamakan keselamatan warga sipil.

“Tidak boleh ada serangan ke rumah sakit dan fasilitas PBB yang menampung lebih dari 600 ribu warga Palestina,” ucap dia.

Baca Juga: 20 Truk Bantuan Kloter Ketiga Mulai Masuk ke Gaza

3. Jumlah korban tewas makin banyak

Kementerian Kesehatan Palestina merilis jumlah korban tewas di Jalur Gaza dalam dua pekan terakhir kini mencapai 5.795 orang, per 24 Oktober 2023. Selain itu, 18 ribu orang juga dinyatakan terluka akibat serangan dari Israel.

“70 persen korban tewas adalah anak-anak, perempuan, dan lansia,” sebut kementerian itu, dikutip dari Wafa Agency.

Sementara itu, 20 truk bantuan yang memasuki Jalur Gaza via perbatasan Rafah, Mesir, hanya mencakup 3 persen dari bantuan yang seharusnya diperlukan.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya