Jalin Hubungan Lagi, Arab Saudi-Iran Makin Lengket!

Menlu Iran akan mengunjungi Riyadh dalam waktu dekat

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, bakal segera mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat untuk memenuhi undangan dari Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.

Dilansir dari Al Arabiya, Selasa (15/8/2023), hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Naser Kanaani.

Namun, Kanaani belum memberikan tanggal pasti kunjungan Amirabdollahian ke Riyadh.

Baca Juga: Menlu RI Terima Menlu Vanuatu, Bakal Buka Kedubes di Jakarta

1. Kunjungan pertama setelah tujuh tahun

Jalin Hubungan Lagi, Arab Saudi-Iran Makin Lengket!Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. twitter.com/jamaila_morgan

Jika Amirabdollahian mengunjungi Saudi nanti, kunjungan ini menjadi kunjungan perdana Menlu Iran ke Saudi setelah tujuh tahun lamanya karena pembekuan hubungan diplomatik.

“Dalam kunjungan ini, akan dibicarakan soal perluasan kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi,” ucap Kanaani.

Ia juga mengungkapkan bahwa hubungan kedua negara terus menunjukkan kemajuan.

“Raja Salman juga mengundang Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk mengunjungi Riyadh. Namun soal itu belum diputuskan kapan,” tutur dia.

Baca Juga: Menlu Arab Saudi Kunjungi Iran, Bahas Keamanan Regional

2. Kedubes Saudi di Teheran sudah beroperasi

Sementara itu, diberitakan pula bahwa Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran kini sudah dibuka kembali dan sudah mulai beroperasi.

Perdamaian antara Iran dan Arab Saudi sendiri dimediasi oleh China pada Maret 2023. Iran dan Arab Saudi sepakat membangun kembali hubungan kerja sama setelah hampir 7 tahun berselisih ideologi.

Dua negara akan membangun hubungan diplomatik yang lebih luas, terutama dalam upaya membantu konflik di Timur Tengah.

Baca Juga: Iran-Arab Saudi Berdamai, Buka Lagi Hubungan Diplomatik 

3. Saudi putus hubungan dengan Iran pada 2016

Ketegangan Iran-Arab Saudi telah bergulir sejak lama. Pada 2016, Riyadh memutuskan hubungannya dengan Teheran setelah pengunjuk rasa di negara itu menyerbu kantor kedutaannya. Demonstrasi muncul setelah Kerajaan mengeksekusi seorang ulama Muslim Syiah terkemuka. 

Ihwal rivalitas kedua negara penghasil minyak itu, perbedaan aliran dalam agama memainkan peran kunci. Perbedaan antara Iran yang mayoritas menganut Syiah dan Arab Saudi yang mayoritas Sunni telah melancarkan ketegangan yang memanas di beberapa zona konflik di Timur Tengah. 

Tak berhenti di situ, Iran juga telah menjadi kambing hitam atas serangkaian serangan, termasuk serangan yang menargetkan jantung industri minyak Saudi pada 2019 yang telah mengurangi separuh produksi minyak mentah negara itu. 

Baca Juga: Iran-Arab Saudi Akur: Perdamaian di Timur Tengah Bisa Terwujud 

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya