Kanselir Jerman Serukan Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Intinya Sih...
- Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza
- Olaf Scholz juga mendesak gencatan senjata permanen dan penerapan Two State Solution
- Menteri Luar Negeri dari beberapa negara membahas percepatan pembukaan koridor maritim untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan kesepakatan pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza. Scholz juga menyerukan gencatan senjata permanen yang harus diberlakukan.
“Kita memerlukan kesepakatan yang bersifat pembebasan sandera dan gencatan senjata jangka panjang,” kata Scholz, ketika bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip dari Times of Israel, Senin (18/3/2024).
“Kami memahami keluarga sandera yang mengatakan setelah lebih dari lima bulan, waktunya telah tiba untuk kesepakatan penyanderaan yang komprehensif guna menyelamatkan mereka yang masih disandera,” ucap Scholz.
Sejak pecahnya perang Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, hampir 1.200 warga Israel dan menahan 253 warga Israel ke Gaza. Saat ini, dilaporkan masih ada sekitar 120 orang yang disandera Hamas.
Baca Juga: Jerman Desak Israel Buka Akses Bantuan Skala Besar ke Gaza
1. Jerman menyoroti jumlah korban warga Palestina yang sudah semakin tinggi
Saat bertemu Netanyahu, Scholz menyoroti tingginya jumlah warga tewas di Gaza. Ia menyerukan agar Two State Solution atau Solusi Dua Negara segera diterapkan.
“Logika militer jadi pertimbangan, tapi logika kemanusiaan juga. Bagaimana seharusnya 1,5 juta orang dilindungi. Ke mana mereka harus pergi? Kami sepakat bahwa Hamas harus dilenyapkan,” ucap Netanyahu.
Baca Juga: AS dan Yordania Bahas Upaya Gencatan Senjata di Gaza
Editor’s picks
2. Koridor bantuan kemanusiaan ke Gaza via laut akhirnya disepakati
Menteri Luar Negeri Siprus Constantinos Kombos menjadi tuan rumah pertemuan daring dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Uni Emirat Arab, Inggris, Qatar, Komisioner Uni Eropa, serta Koordinator Senior PBB untuk Kemanusiaan, untuk membahas kondisi Gaza.
Pertemuan ini membahas percepatan pembukaan koridot maritim pengiriman bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan Gaza. Para menteri sepakat pengiriman bantuan dalam skala besar tetap dilakukan lewat jalur darat melalui Mesir dan Yordania serta titik masuk dari Israel ke Gaza.
Mereka juga sepakat membuka Pelabuhan Ashdod di selatan Palestina untuk bantuan kemanusiaan. Pelabuhan ini jadi pelengkap titik pengiriman bantuan yang disambut baik.
Baca Juga: TNI Sukses Kirim Bantuan Terbesar untuk Gaza Pakai Kapal Rumah Sakit
3. Konsultasi bersama sangat diperlukan
Para menteri berkomitmen melanjutkan keterlibatan mereka, dan mengirim pejabat senior ke Republik Siprus pekan ini. Perwakilan itu akan mendiskusikan lebih mendalam mengenai aktivasi koridor, termasuk upaya perencanaan militer AS untuk mendirikan dermaga sementara yang mampu menerima bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar.
Pejabat-pejabat senior juga akan melakukan konsultasi tentang kemungkinan membentuk dana bersama untuk mendukung koridor maritim, dan mengoordinasikan kontribusi dalam bentuk barang dan keuangan yang berkelanjutan.