KBRI Seoul Pantau Kondisi 17 WNI Korban Pembajakan Kapal

Pembajakan terjadi di Teluk Guinea, Afrika Barat

Jakarta, IDN Times - KBRI Seoul kini tengah memantau kondisi 17 Anak Buah Kapal Warga Negara Indonesia (ABK WNI) yang menjadi korban pembajakan kapal di Teluk Guinea, Afrika Barat.

Pada Jumat (25/11/2022) kemarin, KBRI Seoul menerima laporan dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan terkait pembajakan kapal ini di mana 19 awak kapal merupakan warga Korsel dan 17 lainnya adalah WNI.

Baca Juga: KBRI Seoul: Tak Ada Korban WNI di Tragedi Halloween Itaewon

1. Kapal sudah berlayar lagi ke Pantai Gading

KBRI Seoul Pantau Kondisi 17 WNI Korban Pembajakan KapalIlustrasi kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Kemlu Korsel menerima informasi bahwa kapal tanker B-Ocean ini hilang kontak sejak 24 November 2022, sekitar 200 mil di bagian selatan perairan Pantai Gading.

“Kapal kembali terhubung dengan otoritas Korsel pada 25 November 2022 siang hari dan sudah kembali berlayar menuju kota Abidjan, Pantai Gading,” sebut pernyataan dari KBRI Seoul yang diterima IDN Times, Sabtu (26/11/2022).

Baca Juga: Pembajakan Kapal di Teluk Oman, Semua Orang Selamat

2. Tidak ada WNI yang terluka

KBRI Seoul Pantau Kondisi 17 WNI Korban Pembajakan KapalIlustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Dengan dikawal Angkatan Laut Italia, kapal tersebut diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Abidjan pada sore atau malam hari ini, waktu setempat.

“Kemlu Korsel juga menyampaikan bahwa seluruh awak kapal selamat dan tidak ada yang terluka akibat pembajakan tersebut,” lanjut pernyataan KBRI Seoul.

Baca Juga: Adik Kim Jong Un Sebut Presiden Korsel Idiot dan Anjing Liar

3. KBRI Seoul berkoordinasi dengan KBRI Dakar untuk memastikan kondisi ABK WNI

KBRI Seoul Pantau Kondisi 17 WNI Korban Pembajakan KapalDuta Besar RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto. (IDN Times)

KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan Kemlu RI dan KKP Korea Selatan, KBRI Dakar dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan kondisi para awak kapal Indonesia di kapal tersebut.

Para pembajak mengambil seluruh stok minyak kapal B-Ocean serta merusak hampir seluruh peralatan komunikasi yang membuat awak kapal sulit terhubung dengan otoritas Korea Selatan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya