Macron Kehilangan Kursi Mayoritas Parlemen Prancis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron kehilangan mayoritas parlementernya setelah pemilihan besar dimenangkan oleh aliansi sayap kiri yang baru dibentuk dan sayap kanan.
Hasil ini cukup mengejutkan terhadap rencana untuk reformasi besar-besaran di masa jabatan kedua Macron. Politik Prancis pun disebut kini terjun ke dalam kekacauan.
Baca Juga: Posisi Prancis Diragukan, Macron Tegaskan Dukungannya pada Ukraina
1. Masih jauh dari jumlah kursi yang dibutuhkan
Koalisi ‘Bersama’ Macron ingin menjadi partai terbesar di Majelis Nasional berikutnya. Namun dengan jumlah 24 kursi sejauh ini, masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk mayoritas di Parlemen yang beranggotakan 577 orang.
“Situasi ini imerupakan risiko bagi negara kita, mengingat tantangan yang harus kita hadapi,” kata Perdana Menteri Elisabeth Borne, dilansir dari Channel News Asia, Senin (20/6/2022).
Pemerintahan Macron dikabarkan bakal bekerja untuk membangun mayoritas.
Baca Juga: Ini Isi Pembicaraan Vladimir Putin dengan Scholz dan Macron
2. Koalisi sayap kiri baru menang 124 kursi
Editor’s picks
Sementara itu, koalisi sayap kiri NUPES yang baru dibentuk dilaporkan menang 124 kursi. Koalisi ini bentukan seorang tokoh kiri berusia 70 tahun bertama Jean-Luc Melenchon.
Koalisi ini awalnya terpecah saat pilpres April lalu karena menyatukan sosialis, kiri keras, komunis dan hijau.
Melechon menyebut hasil di parlemen kemarin merupakan kegagalan bagi Macron.
“Kekalahan partai presiden adalah hal yang menyedihkan dan tidak akan ada mayoritas di parlemen,” ucapnya.
3. Partai Marine Le Pen cukup unggul
Tak hanya itu, partai Marine Le Pen, rival Macron di pilpres lalu, juga berada di jalur yang disinyalir akan meraih keuntungan. Partai Rally Nasional dipuji karena tahun ini cukup bersinar.
Le Pen sendiri memuji hasil bersejarah partainya itu. Ia mengatakan bakal mengirim jumlah anggota parlemen tertinggi ke Majelis Nasional berikutnya.
Baca Juga: Tunjukkan Dukungan NATO, Presiden Prancis Kunjungi Rumania-Moldova