Menlu Retno: Peran Aktif Indonesia untuk Gaza Diapresiasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyelenggarakan pertemuan dengan Centre for Humanitarian Dialogue di Jenewa, Swiss, pada Rabu (13/12/2023). Hadir pula wakil dari WHO, UNOCHA dan ICRC atau Palang Merah Internasional.
Salah satu isu yang menjadi sorotan dalam pertemuan kali ini adalah konflik di Jalur Gaza.
“Mereka sangat hargai peran aktif Indonesia dalam upaya menyelesaikan masalah di Gaza. Dan semua sepakat mengenai pentingnya gencatan senjata dan mereka juga menghargai diplomatic efforts yang dilakukan Indonesia bersama dengan beberapa Menlu OKI (Organisasi Kerja Sama Islam),” kata Retno, dalam keterangannya, Kamis (14/12/2023).
1. Pelanggaran HAM berat terjadi di Gaza
Sebelumnya, sebagai panelis dalam pertemuan Roundtable mengenai hak asasi manusia, perdamaian dan keamanan, Retno menyebutkan bahwa pelanggaran HAM berat kini sedang terjadi di Gaza.
"Sebagai panelis, saya menyampaikan antara lain bahwa pada saat kita memperingati 75 tahun Deklarasi Universal HAM, kita justru menyaksikan pelanggaran HAM berat terjadi di Palestina, khususnya di Gaza," ucap Retno.
"Tindakan Israel yang membunuh masyarakat sipil, merusak rumah sakit, tempat ibadah dan camp pengungsi, serta memberangus hak-hak dasar Palestina bukanlah self-defense," lanjut dia.
Baca Juga: Majelis Umum PBB Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
2. Komitmen pembaruan HAM harus dilakukan
Editor’s picks
Retno menekankan 3 hal penting yang perlu dan harus dilakukan oleh komunitas internasional. Retno sempat menyebut bahwa sistem multilateral sudah ketinggalan zaman karena gagal mengadopsi resolusi Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata di Gaza.
"Pertama, saya mengajak negara-negara memperbaharui komitmen bersama terkait pemajuan HAM. Saya tegaskan bahwa siapa pun yang berkomitmen menjadi pembela HAM tidak boleh diam dan tidak boleh berhenti untuk terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina," tegas Retno.
"Saya juga sampaikan bahwa Indonesia sangat menyesali kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk mengesahkan resolusi humanitarian ceasefire. Hal ini mencerminkan gagalnya sistem multilateral yang sudah ketinggalan zaman," lanjut dia.
3. Standar ganda harus ditolak
Kedua, Retno mengajak negara-negara untuk menolak penerapan standar ganda dalam penegakan HAM.
"Penerapan standar ganda adalah masalah terbesar di dalam penerapan HAM. Pihak-pihak yang sering mendikte kita mengenai HAM, justru menjadi pihak yang kini membiarkan Israel melanggar Hak Asasi Manusia," tuturnya.
Ketiga, Retno menegaskan agar berbagai pelanggaran HAM segera dihentikan.
"Proses perdamaian yang sesungguhnya agar segera dimulai khususnya menuju solusi dua negara. Dan akar masalah isu Palestina harus diatasi secara menyeluruh," ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Relawan MER-C Berhasil Dievakuasi dari Jalur Gaza