Mesir Tolak Pemindahan Paksa Warga Palestina

Mesir juga minta Israel tidak serang Rafah

Jakarta, IDN Times - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menegaskan negaranya menolak pemindahan paksa warga Palestina. Mesir juga mengupayakan gencatan senjata segera di Gaza.

“Kami sejak awal jelas menolak pemindahan warga Palestina dari tanah mereka ke Sinai atau daerah lain demi membela perjuangan Palestina serta melindungi keamanan nasional Mesir,” kata el-Sisi, dikutip dari Anadolu, Jumat (26/4/2024).

Mesir juga menentang rencana Israel menyerang Rafah yang berada di selatan Gaza. Hal ini bakal mengakibatkan eksodus warga Palestina, yang sudah mengungsi ke Rafah, harus mengungsi lagi ke Semenanjung Sinai, perbatasan Gaza dan Mesir.

“Mesir ingin menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas dan pembangunan di kawasan,” ucap dia.

1. Pejabat Israel bertemu dengan Mesir

Sementara itu, para pejabat tinggi dan militer Israel dilaporkan bertemu dengan kepala intelijen Mesir dan pejabat senior lainnya di Kairo, untuk membahas rencana invasi Israel ke Rafah.

Israel menyatakan bahwa koordinasi dengan Mesir sangat penting sebelum memulai serangan terhadap Rafah.

Saat ini, militer Israel hanya mengunggu arahan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mulai mengevakuasi warga sipil dari Rafah.

“PM Netanyahu hanya perlu menyelesaikan diskusi masalah ini dengan Amerika Serikat (AS) dan Mesir,” ungkap seorang pejabat Israel.

Baca Juga: Netanyahu: Demo Tolak Israel di AS adalah Gerakan Antisemitisme

2. Israel bakal memburu Hamas di seluruh penjuru Gaza

Mesir Tolak Pemindahan Paksa Warga PalestinaPuluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengatakan bahwa IDF tidak akan melewatkan sejengkal pun di Gaza untuk memburu Hamas.

“Israel akan terus mengejar Hamas di mana pun di Gaza,” tegas dia.

3. Israel disebut setuju pertukaran sandera dengan Hamas

Mesir Tolak Pemindahan Paksa Warga PalestinaTerowongan yang diduga digunakan Hamas di bawah Gaza. (twitter.com/@AvivaKlompas)

Israel dilaporkan telah menyetujui proposal AS soal pertukaran sandera Israel dan warga Palestina, di mana Israel telah menahan sekitar 700 orang Palestina.

Namun, dalam perundingan yang dimediasi oleh Qatar ini, masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, termasuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pengurangan militer Israel di Gaza.

Saat ini, Israel dikabarkan sedang menunggu jawaban dari Hamas, yang bisa memakan dua sampai tiga hari.

Baca Juga: Qatar Evaluasi Perannya sebagai Mediator Israel-Hamas

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya