Negara Uni Eropa Diminta Wajibkan PCR bagi Pelancong dari China 

Penumpang penerbangan dari China juga harus pakai masker

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa menggelar rapat darurat terkait lonjakan kasus COVID-19 di China. Hasilnya, negara-negara anggota Uni Eropa diminta untuk memberlakukan tes PCR untuk pelancong yang datang dari China.

Pertemuan tersebut juga merekomendasikan agar penumpang pesawat dari dan ke China harus memakai masker. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa juga disarankan melakukan tes air limbah pesawat yang berasal dari China.

1. Diskusi di internal UE sempat alot

Dilansir dari Strait Times, Kamis (5/1/2023), pertemuan tersebut sempat alot karena ada sudut pandang berbeda di antara 27 negara anggota Uni Eropa.

Namun, pada akhirnya, negara-negara anggota UE sepakat untuk merekomendasikan pencegahan di tengah kekhawatiran adanya kedatangan pelancong dari China yang bisa saja membawa varian baru ke Eropa.

Uni Eropa menyatakan bahwa negara-negara anggotanya direkomendasikan membuat aturan baru yakni menunjukkan hasil negatif tes PCR, 48 jam sebelum keberangkatan dari China.

Baca Juga: China Kesal karena Sejumlah Negara Wajibkan PCR untuk Warganya  

2. Penumpang di dalam pesawat dari China harus pakai masker

Negara Uni Eropa Diminta Wajibkan PCR bagi Pelancong dari China Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Selain itu, Uni Eropa juga menyarankan penumpang yang di dalam penerbangan dari China harus memakai masker untuk mencegah penularan di dalam pesawat.

“Langkah-langkah kebersihan dan kesehatan juga harus diberikan kepada pelancong internasional yang masuk dan keluar, serta kru pesawat dan kru bandara,” sebut pernyataan UE itu.

3. China kesal karena banyak negara mewajibkan PCR

Negara Uni Eropa Diminta Wajibkan PCR bagi Pelancong dari China Perawat berjalan di kamar karantina untuk pasien virus korona baru berlokasi di gedung A2 milik Shanghai Public Clinical Center. (ANTARA FOTO/Noel Celis/Pool via REUTERS)

Kementerian Luar Negeri China menyebut, pembatasan masuk perjalanan yang diberlakukan oleh sejumlah negara terhadap para pelancong yang berasal dari China, tak masuk akal.

“Mereka tidak memiliki dasar ilmiah dalam menerapkan kebijakan tersebut,” kata Juru Bicara Kemlu China, Mao Ning.

Mao juga menyebut bahwa China bersedia berkomunikasi dengan sejumlah negara tersebut terkait penyebaran COVID-19. Saat ini, kasus COVID-19 di China memang kian melonjak, terutama setelah China melonggarkan sejumlah pembatasan.

“Tapi, kami dengan tegas menentang upaya untuk memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk tujuan politik,” ujar Mao lagi.

Baca Juga: Kenapa Banyak Negara Khawatir China Longgarkan Aturan COVID-19?

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya