Palestina Tolak Pembangunan Kamp Pengungsi di Gaza Selatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menolak permintaan Israel untuk membangun kamp pengungsi sementara di selatan Gaza. Seruan ini telah dikeluarkan Israel sejak awal serangan sebulan lalu.
Bahkan, Israel juga meminta agar warga Palestina yang ada di utara Gaza untuk mengungsi ke selatan. Permintaan itu dikeluarkan karena militer Israel akan memburu pejuang Hamas yang diduga bersembunyi dalam terowongan bawah tanah di wilayah utara Gaza.
“Kami ingin rakyat kami kembali ke rumah mereka, tempat yang mereka tinggalkan untuk dipaksa mengungsi,” kata Shtayyeh, dikutip dari Anadolu, Selasa (14/11/2023).
Dia mengatakan, Palestina juga berupaya memastikan pengiriman makanan dan obat-obatan bisa sampai ke Jalur Gaza.
Baca Juga: Gaza Masih Dibombardir Israel, 11.360 Warga Palestina Tewas
1. PBB dan Uni Eropa didesak untuk segera mengirimkan bantuan
Shtayyeh juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke daerah yang terkepung, khususnya Gaza bagian utara.
“Kami meminta PBB dan Uni Eropa membuka koridor lain untuk pengiriman bantuan ke Gaza lewat udara, tidak hanya lewat Rafah yang berbatasan dengan Mesir,” ucap dia.
Baca Juga: Israel Targetkan RS Al Shifa, 37 Bayi Prematur Terancam
2. Korban tewas sudah mencapai 11 ribu
Setidaknya 11.360 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Gaza yang berlangsung selama 37 hari. Kementerian Kesehatan Palestina merilis korban terluka juga mencapai 28.200 orang per hari ini.
Dilansir dari Wafa Agency, Selasa (14/11/2023), tercatat korban tewas paling banyak adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.
Kemenkes Palestina juga menyebutkan sulit untuk mengumpulkan informasi terbaru saat ini karena terputusnya komunikasi dengan otoritas Gaza.
3. Relawan MER-C Indonesia sudah hilang kontak selama dua hari
Sebanyak tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan MER-C di Gaza utara, hilang kontak selama dua hari terakhir.
"Hari kedua tanpa kontak dan kabar dari relawan kami di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Kontak terakhir hari Sabtu pukul 06.20 WIB," sebut pernyataan dari MER-C Indonesia, kemarin.
Ketiga relawan ini memutuskan tidak ikut dalam evakuasi pemerintah Indonesia sebelumnya. Mereka memilih tinggal di Gaza dan melanjutkan misi kemanusiaan.