Pemimpin Hamas Kunjungi Mesir, Bahas Upaya Gencatan Senjata?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengunjungi Mesir pada Rabu (20/12/2023). Kunjungannya ini diduga untuk membicara upaya gencatan senjata baru di Jalur Gaza. Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (21/12/2023), Haniyeh selama ini berdomisili di Qatar dan jarang sekali bepergian ke luar negeri jika tidak mendesak.
“Para delegasi Hamas sedang berdiskusi sandera mana yang masih ada di Gaza yang dapat dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata baru dan tahanan Palestina mana yang bisa dibebaskan Israel,” kata seorang sumber anonim dari Mesir.
1. Hamas ingin mendengarkan pendekatan Mesir soal konflik Gaza
Sementara itu, seorang pejabat Palestina mengatakan, Haniyeh ingin mendengarkan pandangan dari Mesir soal pendekatan baru terkait gencatan senjata di Gaza.
“Sikap Hamas adalah tetap bahwa mereka tidak ingin ada jeda kemanusiaan, tetapi pertempuran harus dihentikan secara permanen,” ucap pejabat tersebut.
Menurutnya, Haniyeh selalu menghargai upaya Mesir untuk meredakan konflik Israel dan Palestina, khususnya dengan Hamas.
Baca Juga: Indonesia-Aljazair Sepakat Terus Bela Palestina
Editor’s picks
2. Korban tewas di Gaza mencapai 20 ribu orang
Kementerian Kesehatan Palestina merilis jumlah terbaru dari warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel dalam 75 hari terakhir. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza kini mencapai 20 ribu orang dan melukai 55 ribu orang lainnya.
Setidaknya 8 ribu orang yang tewas adalah anak-anak dan 6.200 orang adalah perempuan. Sampai saat ini, masih ada 6.700 orang juga yang hilang.
3. Korban tewas di Tepi Barat juga bertambah
Selain di Gaza, Israel juga terus melancarkan serangan di Tepi Barat. Kemenkes Palestina mneyatakan jumlah korban jiwa di Tepi Barat mencapai 302 orang, yang 70 persennya adalah anak-anak dan perempuan.
“310 petugas medis juga terbunuh, ditambah 35 anggota pertahanan sipil, 97 jurnalis serta 136 anggota staf Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA),” sebut pernyataan itu.
Baca Juga: Voting DK PBB soal Gaza Ditunda Lagi Ketiga Kalinya