Pemimpin Prancis, Jerman dan Italia Kunjungi Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengunjungi Kiev, Ukraina untuk menyampaikan pesan solidaritas Eropa di tengah gempuran Rusia.
Tiga pemimpin negara Eropa ini dijadwalkan bakal bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Selain itu, mereka juga akan mengunjungi kawasan yang dibombardir Rusia.
Baca Juga: Terkuak! Wali Kota Ukraina Diduga Membelot ke Rusia
1. Pesan solidaritas Eropa
Macron, Scholz dan Draghi tiba di Kiev pada 08.41 pagi waktu setempat, hari ini, Kamis (16/6/2022). Mereka menaiki kereta dari Polandia.
“Ini adalah pesan persatuan Eropa untuk warga Ukraina. Kami juga akan membicarakan soal kondisi saat ini dan di masa mendatang. Kami tahu itu sangat sulit,” kata Macron, dikutip dari France24.
Baca Juga: AS Pasok Paket Senjata Lagi ke Ukraina, Senilai 1 Miliar Dolar
2. Ukraina butuh dukungan Barat
Editor’s picks
Para pejabat Ukraina menegaskan bahwa mereka sangat membutuhkan banyak pasokan senjata untuk menangkis serangan Rusia di wilayah selatan dan timur.
Seruan ini disinyalir bakal disampaikan Zelenskyy ketika bertemu dengan Macron, Scholz dan Draghi, hari ini.
Baca Juga: Chechnya Dituding Pakai Ancaman dalam Rekrut Pasukan Perang di Ukraina
3. Jerman berubah haluan
Tak seperti Prancis yang mendeklarasikan dukungan terhadap Kiev sejak awal invasi, Jerman terkesan berhati-hati untuk memihak. Namun, kini Jerman telah memastikan posisinya dengan kunjungan Scholz ke Ukraina.
Pada akhir Februari 2022, Jerman melakukan perubahan besar terhadap kebijakannya. Berlin mengatakan mereka akan membantu Ukraina dengan mengirimkan persenjataan untuk melawan invasi Rusia.
Sebelumnya, Jerman dikritik oleh Ukraina dan beberapa negara Eropa karena tidak mau membantu mengirimkan senjata ke Ukraina. Saat itu, Jerman justru menawarkan bantuan helm militer, yang kemudian jadi bahan ejekan.
Akhir-akhir ini, sejumlah partai oposisi Jerman juga mendorong Scholz untuk meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina.