RI Jadi Tuan Rumah Pembahasan COC Laut China Selatan

Jakarta, IDN Times - Para menteri luar negeri ASEAN sepakat untuk membahas tentang Code of Conduct (COC) Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan, negosiasi COC ini sangat diperlukan secepatnya mengingat perlunya memiliki COC yang substantif, efektif, dan dapat ditindaklanjuti.
“Anggota ASEAN juga berkomitmen untuk mempromosikan penerapan Declaration of Conduct (DOC). Indonesia siap menjadi tuan rumah lebih banyak putaran negosiasi COC tahun ini, yang pertama akan diadakan pada bulan Maret,” kata Retno, Sabtu (4/2/2023).
Baca Juga: ASEAN Bahas soal Keanggotaan Penuh Timor Leste
1. Kesepakatan harus efektif
Sementara itu, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto Suryodipuro menambahkan bahwa semua negara anggota ASEAN sepakat untuk mengintensifkan negosiasi.
“Yang penting kita semua menyetujui ini harus efektif, implementable, dan sesuai dengan hukum internasional,” ujar Arto, sapaan akrabnya.
Ia juga menekankan bahwa negosiasi ini akan dieksplor lebih lanjut dengan para anggota ASEAN dan tentu China.
2. Pembacaan pertama isi kode etik COC disepakati pada 2019
Editor’s picks
Pada 2019 lalu, 10 negara anggota ASEAN dan China telah menyepakati pembacaan pertama dari isi kode etik COC Laut China Selatan.
Penyelesaian tahap pertama pembacaan isi COC ini dianggap sebuah kemajuan signifikan terkait penyelesaian sengketa Laut China Selatan, yang tak kunjung rampung hingga sekarang.
Kode etik ini dibentuk untuk mengatur negara-negara yang berada di sekeliling Laut China Selatan, terutama untuk sejumlah negara yang saling klaim wilayah perairan internasional itu.
3. Laut China Selatan punya banyak pulau dengan sumber daya alam melimpah
Laut China Selatan diketahui memiliki banyak pulau, baik yang berukuran kecil hingga yang besar
Beberapa yang terkenal adalah Pulau Pratas, Pulau Spratly, dan Pulau Paracel yang turut diperebutkan negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.
Pulau-pulau tersebut diklaim memiliki sumber daya alam yang melimpah. Apabila dikembangkan dengan maksimal, maka potensi kekayaan tersebut dapat berkontribusi besar bagi pendapatan negara.
Laut China Selatan memegang kunci penting dalam kelancaran perdagangan internasional. Lokasinya yang berada di kawasan strategis dengan dikelilingi negara-negara industri seperti Jepang dan Korea Selatan membuatnya menjadi jalur perdagangan internasional yang cukup ramai.
Banyak kapal dari luar yang melintas dengan mengangkut komoditas vital bagi kelangsungan industri di negara-negara sekitaranya. Selain itu, kawasan strategis Laut China Selatan juga dilintasi kapal dari negara industri yang hendak mengirimkan barangnya ke negara lain.