Rusia Tangkap Jurnalis Wall Street Journal, Diduga Mata-mata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rusia menahan seorang jurnalis media Amerika Serikat (AS), Wall Street Journal bernama Evan Gershkovich dengan tuduhan menjadi mata-mata AS.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin (3/4/2023), dinas keamanan Rusia, FSB, mengatakan, jurnalis berusia 31 tahun tersebut memang diberi izin oleh Kementerian Luar Negeri Rusia untuk bekerja sebagai koresponden WSJ.
“Jurnalis WSJ dicurigai melakukan kegiatan mata-mata untuk pemerintah AS,” ungkap WSJ.
Baca Juga: Rusia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB, Ukraina Protes
1. Kerap mendapat info rahasia yang dibagikan ke AS
FSB juga mengatakan, Gershkovich kerap mendapatkan informasi rahasia Rusia yang dibagikan ke pemerintah AS.
Saat ini, Gershkovich ditahan di kota Yekaterinburg, 1.800 kilometer dari Ibu Kota Moskow. Gershkovich diketahui pernah bekerja di kantor berita Prancis, AFP, di Moskow.
Selain itu, ia juga pernah menjadi reporter untuk The Moscow Times dan sangat fasih berbahasa Rusia.
Keluarga Gershkovich tercatat bermigrasi ke AS ketika ia masih kecil.
Baca Juga: Uni Eropa: China Mustahil Jadi Mediator Rusia-Ukraina
2. Ultimatum dari Kremlin
Editor’s picks
Usai penangkapan jurnalis WSJ ini, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memperingatkan para jurnalis asing yang tengah bekerja atau ditempatkan di Rusia.
“Semua jurnalis asing yang punya akreditasi sah dapat melanjutkan kegiatan jurnalistiknya di negara kami, asal tidak menggunakan kesempatan itu sebagai kedok untuk mata-mata,” ucap Peskov.
“Mereka tidak diancam dengan batasan apapun selama memang benar bekerja untuk urusan jurnalistik,” tegasnya.
Peskov menambahkan, penangkapan Gershkovich dilakukan karena ia tertangkap basah melakukan kegiatan spionase.
3. Menlu AS telepon Menlu Rusia soal penangkapan jurnalis WSJ
Menanggapi penangkapan ini, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, segera menelepon Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov untuk meminta Moskow membebaskan Gershkovich.
WSJ sendiri telah membantah bahwa Gershkovich adalah mata-mata pemerintah AS.
“Menlu Blinken menyampaikan keprihatinan serius AS atas penahanan yang tidak dapat diterima ini, terhadap seorang jurnalis berkewarganegaraan AS,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.
Meski demikian, Moskow menegaskan bahwa kasus Gershkovich akan ditentukan oleh pengadilan di mana ia terancam hukuman 20 tahun penjara.
Baca Juga: Menlu Retno Bertemu Menlu China, Ini Isu yang Dibahas