Sempat Ditangguhkan, Rusia Lanjutkan Ekspor Gandum 

Rusia utamakan ekspor gandum ke Afrika

Jakarta, IDN Times - Rusia menyatakan kembali bergabung dengan kesepakatan ekspor gandum dan biji-bijian bersama Ukraina dan Turki, dengan dikawal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, koridor gandum akan berlanjut dengan cara yang sama seperti sebelumnya, mengutip kalimat dari pihak Rusia.

1. Ekspor ke Afrika akan diutamakan

Sempat Ditangguhkan, Rusia Lanjutkan Ekspor Gandum Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)

Dilansir CNN, Kamis (3/11/2022), Erdogan menambahkan bahwa ekspor ke negara-negara Afrika akan menjadi prioritas utama.

“Rusia khawatir sebagian besar biji-bijian dan gandum yang diekspor ini akan sampai di negara-negara kaya,” ujar Erdogan.

Rusia sempat menangguhkan keterlibatannya dalam kesepakatan ekspor gandum tersebut, karena adanya serangan terhadap sejumlah kapalnya di Laut Hitam.

Baca Juga: Kapalnya Diserang, Rusia Mundur dari Perjanjian Ekspor Gandum

2. Jokowi juga telepon Putin

Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo dalam cuitan terakhirnya di Twitter juga mengaku baru saja menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Baru saja berkomunikasi dengan Presiden Putin dan mendiskusikan soal kesepakatan gandum. Menyambut baik keputusan Rusia untuk bergabung kembali dengan kesepakatan itu,” tulis Jokowi.

Sementara itu, PBB menegaskan bahwa gandum harus terus dikirim dari pelabuhan Ukraina, meskipun ada penangguhan dari Rusia.

3. Kapal kargo masih keluar pelabuhan dengan bantuan Turki dan PBB

Sempat Ditangguhkan, Rusia Lanjutkan Ekspor Gandum pixabay.com/PublicDomainPictures

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, sejumlah kapal-kapal kargo yang membawa gandum masih bisa keluar dari pelabuhan Ukraina dengan bantuan Turki dan PBB.

“Tetapi pertahanan jangka panjang diperlukan untuk koridor pengiriman ini,” kata Zelenskyy.

Rusia, lanjut dia, harus sadar bahwa mereka menerima tanggapan keras dari dunia terhadap langkah apapun yang mengganggu ekspor pangan global.

Baca Juga: Pakistan Beli 300 Ribu Ton Gandum Rusia Senilai Rp1,7 Triliun

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya