Terparah dalam 30 Tahun, Banjir Afrika Selatan Telan 443 Korban Jiwa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Korban tewas banjir di pantai timur Afrika Selatan, tepatnya Provinsi KwaZulu-Natal, terus meningkat. Kini, tercatat ada 443 korban tewas dan puluhan orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Selain itu, sebanyak 13.500 rumah juga hancur dan sekitar 40 ribu warga terlantar. Mereka harus tinggal di penampungan yang dibangun oleh pemerintah setempat.
Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Afrika Selatan, 45 Orang Meninggal Dunia
1. Korban tewas terus meningkat
Sempat berada di angka 250, kini korban tewas akibat banjir tersebut mencapai 443 jiwa. Sementara itu, korban luka tercatat ada 55 orang. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebut, banjir ini adalah banjir yang terparah di Afrika Selatan, selama 30 tahun terakhir.
"Pemulihan dari bencana ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak," kata Ramaphosa, dikutip dari The Guardian, Senin (18/4/2022).
Baca Juga: Presiden Afrika Selatan Salahkan NATO dalam Perang Ukraina-Rusia
2. Pencarian korban memakan waktu cukup lama
Upaya pencarian korban dilaporkan lambat dan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan oleh cuaca buruk yang terus menerus melanda KwaZulu-Natal.
Hujan lebat yang turun dalam beberapa pekan di KwaZulu-Natal menyebabkan banjir bandang. KwaZulu-Natal sendiri merupakan kota yang menjadi destinasi wisata paling populer di Afrika Selatan.
3. Ratusan sekolah dan rumah sakit hancur
Selain itu, kerugian juga dialami ratusan sekolah yang rusak akibat diterjang banjir. Hal yang sama juga dialami ratusan rumah sakit di provinsi itu.
"300 pekerja sosial telah kami kerahkan untuk membantu para korban yang kehilangan tempat tinggal," ucap Deputi Menteri Pembangunan Sosial Afrika Selatan Hendrietta Bogopane-Zulu.Tak hanya sekolah dan rumah sakit, sejumlah pabrik air minum pun hancur dan mengakibatkan para korban selamat di penampungan kini kekurangan air minum.