Ukraina Disebut Serang Krimea, Rusia: Barat Tutup Mata!

Rusia menyebut Barat standar ganda

Jakarta, IDN Times - Rusia kembali menuduh negara-negara Barat menggunakan standar ganda dan menutup mata terhadap insiden ledakan di Jembatan Krimea, beberapa hari lalu. Rusia menuding Ukraina-lah pelakunya.

“Barat lagi-lagi menutup mata terhadap apa yang dilakukan Ukraina. Ini terorisme,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/7/2023).

Akibat ledakan tersebut, dua orang tewas. Mereka adalah sepasang suami istri yang hendak berlibur di Krimea. Sedangkan putri mereka yang berusia 14 tahun saat ini masih dirawat karena terluka.

1. Barat akan selalu menerapkan standar ganda membela Ukraina

Ukraina Disebut Serang Krimea, Rusia: Barat Tutup Mata!Potret juru bicara Kremlin Rusia, Dmitry Peskov (twitter.com/RussianEmbassy)

Moskow menuding Kiev telah menggunakan drone untuk menyerang jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Krimea tersebut.

“Barat ‘siap’ menutup mata terhadap setiap serangan terorisme yang dilakukan oleh Kiev di Rusia. Barat memilih untuk diam dan akan terus seperti ini,” ucap Peskov lagi.

Sebaliknya, Ukraina menuding bahwa ledakan di Jembatan Krimea itu berasal dari provokasi Rusia sendiri. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui ledakan itu berasal dari mana dan siapa pelakunya.

Jembatan Krimea ini disebut sebagai simbol yang cukup penting untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, dan juga digunakan untuk pasukan Rusia masuk ke Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Kecam Tindakan Rusia Hentikan Ekspor Gandum: Teroris! 

2. Krimea dicaplok Rusia pada 2014

Ukraina Disebut Serang Krimea, Rusia: Barat Tutup Mata!Krimea (bawah) yang dicaplok Rusia pada 2014 dan Donetsk serta Luhansk (kanan) yang dikuasai pemberontak pro-Rusia (www.google.com/maps/)

Rusia menganeksasi Krimea pada 2014 silam. Rusia sendiri memerintah Krimea sebagai dua wilayah, yaitu Republik Krimea dan kota federal Sevastopol, yang sebelumnya masuk di wilayah Ukraina.

Selain fungsinya dalam distribusi komoditas penting di Eropa, Krimea adalah rumah untuk beragam etnik. Penghuni pertama wilayah ini sebenarnya adalah warga etnik Tatar.

Mereka adalah salah satu etnik minoritas dengan akar bangsa Turki yang hidup nomaden. Etnik Tatar dikenal pula sebagai kolaborator Kekaisaran Mongol.

3. Status Krimea yang tak jelas

Ukraina Disebut Serang Krimea, Rusia: Barat Tutup Mata!Kapal Perang Rusia di Markas Armada Laut Hitam Rusia di Kota Sevastopol, Krimea. twitter.com/mod_russia

Rusia menduduki Krimea dan melakukan referendum mandiri yang menyatakan bahwa mayoritas warga Krimea ingin bergabung dengan Rusia. Namun, tanpa restu PBB, referendum sebenarnya tidak bisa dianggap sah. Hingga kini, media internasional selalu menggunakan istilah aneksasi ilegal terhadap keberadaan Rusia di Krimea. 

Keberadaan Rusia di Krimea dan Sevastopol memperlemah Ukraina dalam banyak aspek. Etnik minoritas macam Tatar merasa terancam dengan keberadaan pemerintah Rusia yang dikenal dengan kebijakan-kebijakan opresifnya.

NGO Freedom House di tahun 2021 ini merilis laporan tentang berbagai pelanggaran HAM. Contohnya, penangkapan aktivis Tatar anti-Rusia tanpa tuduhan jelas serta pemindahan paksa orang-orang yang tidak bersedia mengganti paspor Ukraina dengan Rusia, termasuk pelarangan masuk jurnalis ke wilayah Krimea. 

Hingga kini, status Krimea belum jelas. Ukraina melalui Presiden Volodymyr Zelenskyy masih berusaha mencari jalan untuk menuntaskan masalah ini dengan meminta dukungan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di sisi lain, Rusia secara de facto telah mengambil alih Krimea, bahkan kembali menggalakkan imigrasi warga Rusia ke semenanjung tersebut. 

Baca Juga: Ukraina Kecam Tindakan Rusia Hentikan Ekspor Gandum: Teroris! 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya