Voting DK PBB soal Gencatan Senjata Gaza Ditunda Lagi

Voting sudah ditunda dua kali

Jakarta, IDN Times - Pemungutan suara atau voting Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) soal resolusi gencatan senjata di Gaza, ditunda lagi untuk yang kedua kalinya.

Sedianya pemungutan suara dilaksanakan pada Senin (18/12/2023) dan ditunda ke Selasa. Namun, pemungutan suara yang seharusnya digelar kemarin, kembali ditunda.

Dilansir Anadolu, Rabu (20/12/2023), Amerika Serikat (AS) dikabarkan belum yakin dengan rancangan resolusi tersebut. Pemungutan suara yang ditunda ini akan digelar pada Rabu, waktu setempat.

Baca Juga: UNICEF: Kematian Anak di Gaza Bisa Meningkat Gegara Penyakit 

1. Teks resolusi dirancang oleh UEA

Sementara itu, teks resolusi gencatan senjata di Gaza diketahui diusulkan dan dirancang oleh Uni Emirat Arab.

Mereka menyerukan penghentian segera serangan untuk memungkinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, serta mengambil langkah-langkah mendesak untuk menuju perdamaian.

2. Teks resolusi masih dirundingkan

Voting DK PBB soal Gencatan Senjata Gaza Ditunda LagiGedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sebelumnya, Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan, para anggota tetap DK PBB beserta anggota tidak tetap masih mengerjakan naskah resolusi tersebut dengan negara-negara lain juga.

“Satu-satunya hal yang bisa saya katakan adalah kami sedang mengerjakan masalah ini dan kita lihat saja apa nanti yang terjadi,” ucap Wood.

AS sendiri telah memveto resolusi DK PBB terkait gencatan senjata di Gaza pada 8 Desember 2023 lalu. Veto AS ini pun diapresiasi oleh Israel.

3. Lebih dari 19 ribu orang tewas

Memasuki hari ke-73 serangan Israel ke Gaza, setidaknya 19 ribu orang telah tewas dan lebih dari 52 ribu orang terluka. Selain itu, 92 jurnalis juga tewas di tangan para pasukan Israel.

Serikat Jurnalis Israel mendesak militer negaranya menyelidiki serangan terhadap jurnalis foto Anadolu Mustafa Alkharouf. Mereka meminta petugas polisi yang terlibat diberhentikan sementara sampai penyelidikan selesai.

Serikat tersebut menyoroti serangan itu yang disebutnya sebagai serangan ke-37 terhadap jurnalis Arab sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyerang Israel selatan. Mereka menunjukkan bahwa sebagian besar serangan terhadap jurnalis Arab dilakukan oleh pasukan keamanan Israel, yang menghalangi para jurnalis dalam menjalankan tugasnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya