Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan AS

Wansus dengan Deputi Asisten Menlu AS, Melissa Brown

Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) merayakan 75 tahun hubungan diplomatiknya tahun ini. Kedua negara bekerja sama untuk membuat logo perayaan yang cukup menarik.

Di dalam logo ini terdapat gambar Monumen Nasional (Moans) dan Patung LIberty, serta dua bendera, Indonesia dan AS.

Selain itu, terdapat pula tagline perayaan 75 tahun yaitu Keberagaman, Demokrasi, Kemakmuran.

Bagaimana sebenarnya hubungan Indonesia dan AS selama 75 tahun ini? Bidang kerja sama apa saja yang akan terus diperkuat?

Berikut wawancara khusus IDN Times dengan Deputi Asisten Menteri Luar Negeri AS, Melissa Brown, yang langsung hadir di Jakarta.

IDN Times juga memilih 3 pertanyaan dari warganet untuk ditanyakan langsung ke Melissa Brown.

Selamat sore DAS Brown, saya harap Anda menikmati kunjungan ke Jakarta lagi. Selamat merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS. Jadi, 75 tahun ini perjalanan panjang, bagaimana menurut Anda?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASDeputi Asisten Menlu AS Melissa Brown. (IDN Times/Vanny El Rahman)

Terima kasih banyak sudah mewawancarai saya hari ini. Saya pikir 75 tahun, mengesankan. Memang benar perjalanan yang lama, tapi hubungan kami juga sangat maju. Saya rasa, Anda tahu, pada November tahun lalu, sungguh sangat menggembirakan bisa menyambut Presiden RI Joko Widodo di Gedung Putih di Washington DC di mana bersama Presiden Biden, sepakat meningkatkan hubungan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.

Ini maksudnya berarti kita tidak hanya mampu mengingat semua yang sudah kita lakukan bersama, tapi juga menatap masa depan di mana kita bisa berbuat lebih banyak sehingga kita bisa menjadi lebih besar, lebih berani, lebih ambisius. Jadi saya pikir sekarang bagian yang menarik adalah mewujudkan kemitraan strategis yang komprehensif dan mewujudkan inisiatif-inisiatif baru tersebut.

2. Bagaimana Anda melihat relasi antara Indonesia dan AS selama 75 tahun ini? Kerja sama apa yang kira-kira bisa diperkuat dalam waktu dekat?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASDeputi Asisten Menlu AS, Melissa Brown. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selama beberapa waktu terakhir, bagi saya yang pernah hidup di Indonesia, hubungan antara AS dan Indonesia benar-benar meningkat pesat dalam semua bidang, di mana kita telah bekerja sama. Saya tidak bisa memilih isu mana atau di mana kami belum bekerja sama, saya pikir ada banyak ruang dan potensi untuk terus berkembang untuk masa depan.

Menurut saya pribadi, saya tertarik soal isu teknologi, di bidang digital. Sisi ekonomi ada tapi juga, ada kecerdasan buatan. Seringkali kita bicara soal risikonya, tapi mengapa tidak juga berbicara soal peluang dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk masyarakat kita.

Lalu krisis iklim di mana kita tahu bahwa itu tidak akan berhasil diselesaikan jika kita tidak bekerja sama dan bersatu, serta berkomitmen. Kita punya beberapa program menarik yang membantu mengatasi masalah tersebut, seperti Just Energy Transition Partnership atau JETP.

Hal ini dapat memastikan bahwa Indonesia tidak hanya berkontribusi dalam mengatasi krisis iklim, tetapi juga menjadi pemimpin global dalam isu tersebut.

3. Indonesia dan AS naik kelas dalam kerja samanya yaitu menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Dengan perayaan 75 tahun ini, Indonesia dan AS memilih tema “Keberagaman, Demokrasi, Kemakmuran”. Apa arti tema ini?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASPerayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-AS. (IDN Times/Sonya Michaella)

Tentu saja. Saya suka logo ini. Ini Liberty dan Monas. Dua simbol ikonik bagi AS dan Indonesia. Dan kemudian, bendera yang terpisah, tapi juga bersatu. Ini mengesankan. Saya senang melihatnya untuk pertama kali di sini hari ini.

Tagline keberagamanm demokrasi dan kesejahteraan. Saya pikir ini bukan sebuah kebetulan bahwa warga Amerika dan Indonesia juga bekerja keras merayakan hari jadi ini dan menghasilkan ketiga nilai tersebut sebagai hal penting dalam hubungan kita.

Menurut saya, jika soal keberagaman, itulah kekuatan yang nyata. Ini bukan tanggung jawab satu negara saja, sebaliknya kita merayakan perbedaan dan kita benar-benar memanfaatkan fakta bahwa kita punya populasi yang tidak semua sama, beragama sama, berpikiran sama.

Namun pada kenyataannya, hal ini menjadikan demokrasi kita kuat karena merupakan tanggung jawab besar untuk memelihara “taman” tersebut untuk memastikan supremasi hukum dihormati, untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik, untuk memastikan semua HAM dan kebebasan pers serta semua isu penting lainnya dipatuhi, terlindungi.

Dan kemakmuran, karena jika Anda tidak punya makanan, tidak punya pekerjaan atau tidak punya layanan akses kesehatan, Anda tahu, masyarakat tidak akan optimistis ke masa depan. Mereka tidak akan merasa percaya diri dengan kemampuannya menafkahi keluarga soal masa depan anak-anaknya. Jadi menurut saya, di situ kita benar-benar menatap masa depan bersama. Saya suka logonya.

4. Indonesia menggelar pemilu kemarin Februari dan AS pun akan menggelar pemilu November nanti. Bagaimana kerja sama antara AS dan Indonesia, siapa pun yang terpilih nanti di AS?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASCapres dan Cawapres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (YouTube/Prabowo Gibran)

Satu hal yang penting adalah 75 tahun kita memiliki pondasi yang kuat sehingga pemilu, demokrasi, ini Anda tidak selalu bisa memprediksi hasilnya. Itulah hakekat demokrasi.

Namun saya yakin, siapa pun yang menjadi Presiden AS atau di Indonesia, dalam siklus pemilu kali ini maupun pemilu berikutnya, AS akan menjadi perhatian dan masa depan Indonesia dan juga mendapat perhatian. Kerja sama kami akan terus berlanjut, saya pikir AS harus belajar banyak dari Indonesia, karena Anda baru saja menggelar pemilu. Mungkin antusiasme para pemilih di Indonesia untuk keluar dan mengekspresikan suara serta preferensi mereka.

Anda tahu, menurut saya merupakan suatu keistimewaan dan kehormatan untuk dapat menggunakan hak suara tersebut, dan masyarakat Amerika juga harus keluar dan memilih apa yang mereka yakini.

5. Kita punya 3 pertanyaan lain lagi dari warganet. IDN Times dan US Embassy Jakarta memilih 3 pertanyaan warganet, mereka sampaikan pertanyaan maupun harapan soal Indonesia dan AS, lewat akun Instagram IDN Times berkolaborasi dengan US Embassy Jakarta. Pertama, dari @adlifirlian: selamat untuk perayaan 75 tahun hubungan Indonesia-AS, bagaimana kerja sama antara AS dan Indonesia di transisi energi?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASDeputi Asisten Menlu AS, Melissa Brown. (IDN Times/Sonya Michaella)

Pertanyaan yang bagus. JETP ini adalah inisiatif baru yang sangat menarik di mana tidak hanya AS dan Indonesia juga tetapi ada para pemain internasional lainnya yang berfokus di sana. Namun kami benar-benar mencari cara untuk memenuhi kebutuhan energi dan juga mempertimbangkan untuk mengatasi ancaman krisis iklim dan memanfaatkan pendanaan tidak hanya dari sektor swasta, tapi juga dari sektor publik yang berupaya untuk benar-benar memobilisasi sumber daya untuk menghasilkan beberapa solusi di masa depan.

Jadi dana yang seharusnya dikumpulkan sebesar 10 miliar dolar AS dari pemerintah, dan kemudian 10 miliar dolar AS dari swasta. Ini merupakan cara yang sangat inovatif dalam mencoba menciptakan solusi transisi energi. Saya pikir kami masih memulai ini, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan tapi terbukti bahwa peluang ini menarik bagi dua negara. Jadi kami sangat menantikan kerja keras ke depan.

6. Pertanyaan kedua dari @miskiaa: bagaimana Indonesia dan AS kolaborasi di bidang pendidikan? Mungkin beasiswa Fullbright

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASwww.unsplash.com

Okay soal pendidikan, bagi saya hubungan antarmasyarakat juga membuat bidang kerja sama lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Kita berbicara tentang diplomasi dan Anda berpikir ini adalah dua pemerintahan yang saling berbicara satu sama lain, hubungan antarmasyarakat ini yang kami bangun untuk mengatasi berbagai permasalahan ringan hingga sulit.

Masyarakat kami lah yang sangat penting. Kita semua sepakat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab mendasar yang kita miliki terhadap generasi muda kita untuk menatap ke depan.

Kami memiliki lebih dari 8 ribu orang Indonesia yang belajar di AS. Itu tidak cukup. Kami bekerja keras untuk memastikan masyarakat Indonesia mengetahui peluang di Amerika untuk belajar. Seperti Indonesia, AS adalah negara besar, banyak jenis sekolah di kotanya. Baik sekolah kecil, sekolah besar, pendidikan lanjutan. Kami punya beberapa program beasiswa yang luar biasa. Fullbright salah satunya yang bergengsi.

Kami juga melihat ada minat yang besar dari universitas Amerika di Indonesia. Ketika Presiden Jokowi ke Washington, dia berpidato di Universitas Georgetown dan mereka mengumumkan akan menjalin kemitraan dengan Indonesia. Peluang yang menarik, namun saya pikir harus lebih banyak lagi kerja sama pendidikan. Tidak ada yang bisa berkesan daripada menjadi pelajar dan tinggal di negara asing. Saya mengalaminya. Pernah bersekolah di sekolah menengah di Jakarta, benar-benar memberikan kesan yang mendalam bagi saya, jadi saya bersemangat soal pendidikan ini.

7. Selanjutnya, pertanyaan dari @colorful_charlotte, dia meminta Anda memilih sate ayam atau nasi goreng?

Wansus: Memaknai 75 Tahun Hubungan Indonesia dan ASDeputi Asisten Menlu AS, Melissa Brown. (IDN Times/Sonya Michaella)

Wow, ini tergantung. Okay, jika saya harus memilih, saya pilih sate ayam. Tapi nasi goreng, nasi goreng pedas sangat enak. Tapi kalau suruh pilih lagi, saya pilih soto ayam.

Saya suka makanan Indonesia, saya menantikan untuk makan favorit saya hari ini di Jakarta. Saya hargai pertanyaannya, saya suka keduanya, tapi tergantung.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya