Warga Xinjiang Sambut Meriah Kedatangan Presiden Xi Jinping
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden China, Xi Jinping, baru-baru ini mengunjungi Xinjiang untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Xi Jinping mengunjungi Xinjiang selama tiga hari, dari Selasa (12/7/2022) hingga Kamis (14/7/2022).
Kunjungan Xi dilakukan di tengah kecaman dunia terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan China terhadap etnis Uighur di Xinjiang.
Dikutip dari Xinhua, Selasa (19/7/2022), kedatangan Xi disambut oleh senyum dan tepuk tangan dari masyarakat Xinjiang di Urumqi, yang biasa disebut sebagai ibu kota regional dari Xinjiang.
Terlihat orang-orang yang bertepuk tangan juga merupakan etnis Uighur yang tinggal di Xinjiang.
1. Xi Jinping bertemu sejumlah pejabat daerah Xinjiang
Dalam kunjungannya, Xi menemui sejumlah pejabat Xinjiang, yang terdiri dari para pemimpin Korps Konstruksi Xinjiang, sebuah badan supra-pemerintah yang mengoperasikan pengadilan, sekolah, dan sistem kesehatan.
Namun, operasi ini disebut berada di bawah sistem militer yang diberlakukan di wilayah tersebut.
“Xi belajar tentang sejarah Korps Konstruksi Xinjiang dalam mengolah dan menjaga daerah perbatasan,” sebut Xinhua.
Kunjungan terakhir Xi Jinping ke Xinjiang adalah pada 2014. Kala itu, ia menyerukan perjuangan melawan terorisme dan separatisme. Sejumlah pihak yakin, Xinjiang adalah tempat untuk ‘menahan’ etnis Uighur dan minoritas lain yang dianggap ekstrem oleh pemerintah China.
Namun, pemerintah China berdalih bahwa Xinjiang merupakan tempat di mana etnis Uighur mendapat pelatihan dan belajar.
Baca Juga: AS Serukan Larang Impor dari Xinjing, Diduga Kerja Paksa Etnis Uighur
2. Xi Jinping berjanji akan membangun Xinjiang
Editor’s picks
Selain itu, Xi juga berjanji untuk membangun Xinjiang agar wilayah itu harmonis, makmur, dan memiliki budaya yang maju.
“Xinjiang harus memiliki ekosistem sehat, di mana orang-orang yang tinggal dan hidup di sini serta bekerja dapat merasa puas,” ujar Xi.
Namun, ia menekankan bahwa tiap etnis di China harus setara di bawah sistem sosialis.
Ketika Xi meninggalkan Xinjiang, warga setempat, termasuk etnis Uighur, bernyanyi dan menari mengiringi kepulangannya ke Beijing.
3. Ribuan data dan foto Xinjiang pernah bocor
Pada Mei 2022 lalu, ribuan foto dan data resmi dari provinsi Xinjiang yang memperlihatkan penahanan Uighur dan minoritas muslim lainnya dilaporkan telah bocor.
Foto dan data ini bocor berbarengan dengan kunjungan Kepala Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet, ke China. Kumpulan foto dan data yang bocor ini dikirim ke akademisi Adrian Zenz oleh sumber anonim.
Dikabarkan, sumber anonim ini berhasil meretas database resmi di Xinjiang. Adrian Zenz sendiri bekerja untuk organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat, yaitu Victims of Communism Memorial Foundation.
Data-data tersebut termasuk pidato internal mantan sekretaris Partai Komunis Chen Quanguo di Xinjiang, diduga memerintahkan penjaga untuk menembak siapapun yang mencoba melarikan diri.
Kebocoran data juga memperlihatkan pidato internal Menteri Keamanan Publik Zhao Kezhi pada 2018, yang menyebutkan perintah langsung dari Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penahanan.
Baca Juga: AS Tuding China Terus Menindas Muslim Uighur